Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Artikel Utama

Betapa Tidak Menariknya Pilkada Depok

6 Desember 2020   15:31 Diperbarui: 8 Desember 2020   16:23 1691
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pengunjung melintas di Alun-alun Kota Depok yang baru diresmikan Wali Kota Depok, Depok, Jawa Barat, Minggu (12/1/2020). Alun-alun tersebut memiliki berbagai macam fasilitas olahraga, gerai UMKM, hingga working space. (KOMPAS.com/M ZAENUDDIN)

Sebuah sudut Margonda, Kredit Foto: (KOMPAS.com/CYNTHIA LOVA)
Sebuah sudut Margonda, Kredit Foto: (KOMPAS.com/CYNTHIA LOVA)
Margonda Raya, waktu saya kuliah 1987-1992 di Kampus UI Depok, betapa menyenangkannya jalan di Margonda. Warung makan kaki lima murah tersebar di dalam dan di luar kampus, ada rumah makan yang bersahabat dengan mahasiswa, jalan-jalan dengan sandal jepit, mahasiswa tinggal di kos-kosan (harusnya dikelola warga), bukan di apartemen yang membuat jarak dan sebetulnya berisiko untuk keberadaan air tanah. 

Entah, sekarang bagaimana. Saya singgah terakhir sebelum pandemi, Mie Ayam Berkat di Jalan Margonda masih berdiri, masih ada pedagang buku kaki lima dan warung makan kaki lima, masih bersyukur. Masih ada tempat yang tinggal menjadi sejarah. Tetapi harusnya Margonda sekitar kampus sampai kapan pun punya karakter ini "kota mahasiswa" hingga memberi ciri Depok.

Depok itu harus punya karakter walau suburban dan bukan hanya jadi "pelayan Jakarta". Kalau maunya ikut arus Jakarta? Bikin "referendum" yuk, masuk Jakarta atau tetap di Jawa Barat. Sama seperti sejumlah tokoh Bekasi yang punya wacana masuk Jakarta. Entah apa alasannya.

Kalau saya punya alasan sendiri: Tidak mau Depok masuk Jakarta! Itu pernah saya tulis dan saya masih konsisten dengan itu, tetap ingin jadi warga Jawa Barat.

Sayangnya dari visi dan misi para kandidat paslon tidak mengarah ke situ menurut saya. Dua-duanya pragmatis. Sampai saat ini saya tidak tertarik pada kedua paslon. Entah nanti pada hari-H kalau ada pertimbangan lain. 

Irvan Sjafari

Tulisan terkait
HUT Depok ke 18: Kemacetan Masalah Utama Kota "Dormitory"
Secara Pribadi Saya Menolak Depok Masuk Jakarta

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun