Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

"The Company of Wolves", Versi Horor Dongeng Mantel Merah

30 November 2018   10:02 Diperbarui: 30 November 2018   11:00 486
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Adegan yang paling seram di akhir cerita ketika Rosaleen modern sedang tidur gelisah. Dia merasa kawanan serigala berdatangan menerobos rumahnya menuju dirinya. Mereka menerjang semuah benda yang menghalangi, lukisan, jendela, boneka-boneka.  Sepertinya tak ada jalan keluar bagi Rosaleen  nyata untuk lolos dari kepungan seringala. Jihaa!!!  

Saya sendiri waktu menonton di British Council  awal 2000-an  bersama beberapa kawan sampai mengangkat kaki kursi, setengah beteriak.  Nyaris menutup mata. Mudah-mudahan hanya mimpi dan bisa diselesaikan dengan bangun.  Tapi apakah Rosaleen bangun?

Adegan dalam (www.elculture.gr)
Adegan dalam (www.elculture.gr)
Seksualitas dan Eksotisme
Film yang berdasarkan novel dan skenario karya Angela Carter ini berhubungan dengan seksualitas.  Laki-laki (yang tampan)  romantis pada malam pernikahannya namun pada bulan purnama dia menjelma menjadi iblis  serigala. Beberapa kritikus menilai adegan akhir itu simbol seorang anak perempuan berangkat menjadi gadis dan meninggalkan kepolosannya.

Salah satu adegan yang eksotis sekaligus juga erotis ialah , ketika Rosaleen memanjat pohon untuk menemukan sarang burung yang berisi empat telur, cermin tangan, dan pot bunga merah. Dia menggunakan pemerah ke bibirnya, dan ketika dia memikirkan bayangannya di cermin, telur menetas untuk mengungkapkan janin manusia kecil di dalamnya. 

Di tempat lain,  seekor serigala kehilangan kepalanya terputus dan jatuh ke dalam tong susu. Dalam gerakan lambat yang indah, kepala menghilang dan muncul kembali  dan berlumuran darah, dan kemudian bermutasi menjadi kepala seorang pria.

Bagi saya TheCompany of Wolves merupakan salah satu film terkait  werewolf terbaik, artistik, surealis. Sebetulnya ada film lain yang mengintepretasikan  Intepretasi Si Mantel Merah bertemu werewolf, yaitu Red Ridding Hood (2011) karya Catherine Hardwicke dari Kanada  Film itu bercerita tentang perempuan muda yang gemar memakai mantel merah tinggal di Desa Daggerhorn.  Film ini juga punya kekuatan pada artistik, surealisme, juga unsur seksualitas tetapi tidak sekuat Company of Wolves.

Penduduk desa itu  setiap tahunnya melakukan persembahan hewan peliharaan terbaik mereka untuk manusia serigala.  Tujuannya  manusia serigala itu tidak mengganggu penduduk Desa. Sejak lama desa itu diteror manusia serigala yang buas.  Mereka meminta bantuan seorang pemburu bernama Solomon. Namun anehnya Valeria dapat berbicara dengan manusia serigala itu. Dia kemudian mendapatkan kenyataan keberadaan manusia serigala itu  berhubungan dengan  keluarganya, di antaranya nenek dan ayahnya.

The Company of Wolves serta pengikutnya Red Ridding Hood membuktikan kreativitas sineas mampu menggali ide dari cerita dongeng dan folkfore, dikemas tidak asal jadi dan tentunya bukan lagi menjadi film anak-anak. Indonesia mempunyai banyak cerita folkfore yang layak dijadikan ide film horor dan bisa dikemas secara artistik. 

Folkfore tentang  manusia harimau, leak, babi ngepet, orang bunian bisa diangkat dengan scenario yang apik dan sinematografi yang artistik.  Dengan demikian film horor Indonesia menjadi lebih kaya.

 Irvan Sjafari          

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun