Mohon tunggu...
June
June Mohon Tunggu... Freelancer - nggak banyak yang tahu, tapi ya nulis aja

Pengamat

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Bernafas dengan Oksigen, Bukan dengan Sampah Plastik!

14 Juli 2018   13:23 Diperbarui: 14 Juli 2018   13:41 2038
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: youbentmywookie.com

Problema sampah bukanlah masalah baru yang kita hadapi sebagai masyarakat yang hidup di era modern industri. Industri pengemasan produk sejak hadir di muka konsumsi publik menambahkan masalah pengelolaan dan pengolahan sampah plastik yang sudah menjadi masalah klasik. 

Edukasi terhadap masyarakat untuk melakukan pengelolaan sampah plastik hingga kampanye untuk mengurangi plastik dalam kehidupan sehari-hari seolah tidak menemui titik goal. 

Sampah plastik tidak hanya diam di tanah saja. Sampah plastik yang sampai ke badan air akan berimbas juga pada biota sungai, danau, laut, hingga ke kedalaman samudera. Sampah plastik sering dikira makanan oleh sejumlah makhluk laut seperti ikan paus hingga penyu. 

Sampah kecil plastik bahkan dapat masuk ke dalam bagian tubuh makhluk hidup di laut tanpa sengaja. Seperti kasus plastik seperti silinder yang masuk dan bersarang di hidung penyu, dan ada juga yang menjebak bagian tubuh penyu sampai pertumbuhan penyu ataupun kura-kura menjadi tidak normal. 

sumber gambar: www.jacktrace.xyz
sumber gambar: www.jacktrace.xyz
sumber gambar : tribunnews.com
sumber gambar : tribunnews.com
Dokumentasi video di atas saya rasa cukup kuat untuk memperlihatkan betapa serius masalah yang kita hadapi ini. 

Beberapa dokumentasi mengenai hewan laut yang harus menderita akibat sampah plastik yang menyerang kehidupan di laut tentu seperti teori gunung es. Masih banyak makhluk hidup di laut yang juga menderita dengan melayang-layangnya sampah plastik di laut dan samudera. 

Mungkin bagi sebagian besar dari kita menganggap remeh masalah yang dapat ditimbulkan oleh sampah plastik. Namun, percayalah bahwa sampah plastik membawa masalah yang sangat serius dan berbahaya bagi kelestarian lingkungan. Kalau boleh saya bilang tak hanya masalah lingkungan saja yang ada di sini. Krisis kemanusiaan juga adalah penyakit dan masalah terselubung dalam kasus ini. 

Sebenarnya sudah ada beberapa gerakan dalam menangani masalah sampah plastik. Ambil contoh saja pengenaan biaya tambahan bila memakai kantung plastik ketika berbelanja di modern market. Namun, bentuk pemberian treatment ini kalau saya bilang tidak benar-benar tegas dan serius dalam mengendalikan pola penggunaan kantung plastik masyarakat dalam berbelanja di modern market. 

Lantas bagaimana?

Bila membebankan masalah sampah plastik ini kepada pemerintah untuk menanganinya bukanlah keputusan yang tepat dan bijak. Karena tetap perlu aksi nyata dari masyarakat sebagai upaya kooperatif mendukung penyelesaian masalah. Edukasi diri sendiri, lanjutkan ke sanak saudara/keluarga, dan tanamkan nilai kepada anak-anak merupakan gerbang atau metode yang kuat dan ampuh dalam menyelesaikan masalah ini untuk jangka panjang berkelanjutan. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun