Mohon tunggu...
Junirullah
Junirullah Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

- Nama lengkap Junirullah - Nama panggilan Jun - Profesi IT dan Seniman - Peserta Workshop Dapodik 2013 Medan - Angkatan II PPWS Online 2014 Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pola Pikir untuk Memajukan Negeri

17 Juli 2021   11:07 Diperbarui: 17 Juli 2021   11:42 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto keadaan cuaca iklim tropis perubahan cuaca. By. Junirullah

POLA PIKIR UNTUK MEMBANGUN NEGERI

Pola pikir untuk memajukan negeri baik itu membangun regenerasi bangsa untuk bertumbuh kembang sesuai dengan perkembang zaman yang memiliki adab menuju arah insan kamil, sudah langka kita temukan di wilayah seputaran domisili lingkungan kita.

Hanya bagi orang-orang tertentu pemikiran yang diberikan untuk memikirkan wilayahnya maju dan regenerasi itu berkembang dengan keilmuan yang beragam, sehingga regerasi pada umumnya semata hanya untuk mendeklarasikan pengetahuan mereka pada pendidikan yang baku dan terstruktur di lembaga organisasi pendidikan.

Padahal kasihan dan miris apa yang kita temukan dilapangan tidak sesuai dengan apa yang selama ini dipikirkan, artinya penerapan yang di ikuti oleh regerasi bangsa telah mengalami banyak kadaluarsa untuk mewujudkan impian dan cita-cita anak bangsa dalam memajukan daerahnya.

Dunia yang terus bertumbuh kembang menjadikan rangkaian perubahan pada tatanan kehidupan masyarakat kemajemukan di wilayah nusantara kita yang memiliki nilai kultural yang bermacam keberagaman adat istiadat dan budaya disetiap wilayah tempatan, dalam hal ini di zaman sekarang ini budaya Indonesia memasuki peradaban kategori taraf membangun.

Alangkah miris toh.. jika budaya kita yang nilainya itu tidak bisa diukur dengan materi, nyatanya dilapangan kita melihat lebih banyak kutipan ril dan nyatanya itu penduduk bumi di nusantara lebih banyak anomalinya mengutip peradaban pada budaya luar negeri, sungguh miris dan kasihan hal ini terus bertumbuh dan berkembang dalam menset anak-anak negeri yang meregenerasi.

Hal yang miris dapat kita lihat di chanel youtube, misalnya di hutan amazon yang ternyata tak ada teknologi diluar alam yang jauh itu, mereka para bulek atau turisme melakukan vlog dengan membuat peradaban untuk menampilkan gaya hidup ala di hutan belantara, mereka lebih banyak menyontek pada budaya-budaya luar dan lokal Indonesia, tentang bagaimana kehidupan sehari-hari tentang masyarakat dayak yang hidup di hutan belantara, dan bulek atau turisme ini mengambil sedikit inspirasi contoh keberagaman adat istiadat budaya baik itu di budaya yang berada di Indonesia maupun budaya di luar negeri untuk di expo di media.

karena kebosanan mereka yang telah menomor satukan teknologi dan ilmu pengetahuan lainnya dan mereka akhirnya sadar tentang sangat pentingnya budaya, yang ternyata selama ini disinyalir mereka penggiat teknologi tidak meliki budaya pada nenek moyang mereka, jadi mereka melupakan budaya dan mengangkat pengetahuan yang lebih dominan dari pada budaya mereka.

Sehingga untuk mengekplorasi dunia, mereka masuk dan mempelajari budaya diseluruh benua dunia, untuk mendapatkan keuntungan, yaitu pada point pertama mereka para turisme mendapat sumber daya alam dan pada point kedua mereka mendapat sebagai penggiat karya budaya sehingga mereka dapat menjadikan branding usaha yang hal ini lambat laun dan pasti itu akan di akui dunia bahwa budaya itu hak paten mereka!!

Tentunya hal ini menjadi boomerang yang suatu pada waktu tiba yang akan datang menjadilah ini branding atau hak paten yang di akui dunia PBB bahwa budaya yang dibuat dengan plagiat tadi menjadi branding dengan nilai yang tiada tara, artinya dengan nilai budaya Indonesia sewaktu-waktu dapat hilang dan punah oleh peradaban jika budaya itu tidak dilindungi oleh masyarakat Indonesia sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun