Mohon tunggu...
Arjuna Maulana
Arjuna Maulana Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Bumi Kita

7 Maret 2019   14:20 Diperbarui: 7 Maret 2019   14:56 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bumi kita kenali sebagai tempat tinggal berbagai macam makhluk hidup antara lain manusia, hewan dan tumbuhan. Namun, sumber daya mineral bumi dan produk -- produk biosfer lainnya bersumbangsih terhadap penyediaan sumber daya untuk mendukung populasi manusia global.

Menurut settingan awal alam semesta, bumi dan segala isinya akan selalu berusaha mencapai keseimbangan. Namun diantara segala jenis makhluk hidup, mausia berkembang jauh lebih pesat. Setelah berhasil membangun peradaban dan teknologi canggih mungkin kita mulai berpikir, mungkinkah kita adalah spesies terhebat yang ditakdirkan untuk menguasai bumi, inilah konsep antroposentrik yang mengawali kehancuran bumi.

Demi untuk memenuhi kebutuhan pribadi, kita tanpa sadar telah merusak keseimbangan dengan alam. Faktanya saat ini ada sekitar 7,5 miliar manusia dibumi dan semuanya membutuhkan makanan. Akhirnya kita mencoba menghasilkan makanan sebanyak-banyaknya tanpa peduli dampaknya terhadap lingkungan. Kita mulai menebang dan membakar hutan untuk membuka lahan pertanian. Setiap harinya banyak hutan yang lenyap, kita tidak sadar bahwa satu orang membutuhkan oksigen yang dihasilkan setidaknya 22 pohon, yang dilakukan justru sebaliknya.

Selanjutnya, lahan yang sudah dibuka ditanami terus menerus tanaman sambil diberi pupuk kimia agar subur. Tetapi itu  justru membuat tanah menjadi asam dan tidak bisa ditanami lagi. Zat kimia yang terkandung didalam tanah menyebabkan sebagian unsur tanah menjadi tercemar dan berdampak buruk. Akibatnya makanan yang kita makan memgandung racun tidak tidak layak untuk dikonsumsi. Sebanding dengan cara memanfaatkan hewan juga sama buruknya.

Sejarah munculnya manusia sejak 200 ribu tahun lalu, sudah banyak hewan yang punah karena diburu dan dirusak habitatnya. Kemudian di masa kini maraknya industri peternakan juga berdampak buruk dan akibat sisa-sisa pakan peternak membuat kondisi lingkungan tercemar. Sisa-sisa pakan pertambakan ikan  yang mengendap juga dapat meracuni air karena sisa-sisa tersebut terbuat dari bahan kimia.

Limbah tambak mungkin hanya satu dari sekian banyak limbah lain yang seenaknya dibuang ke sungai, danau, dan laut. Sementara itu kita masih seenaknya menyedot air dari dalam tanah, karena bumi terdiri dari banyak sekali air. Padahal, hanya sedikit jumlah air yang sebenarnya dapat diminum. Tidak hanya air, pencemaran udara dengan berbagai jenis gas juga sangat berpengaruh. Misalnya, gas yang dipakai untuk pendingain ruangan seperti AC, kulkas, dan minyak wangi. Inilah penyebab menipisnya lapisan ozon di statosfer.

Penggunaan bahan bakar fosil pada pabrik-pabrik pembangkit listrik dan kendaraan bermotor juga menyumbangkan banyak sekali polusi udara yang tidak sehat. Gas-gas berbahaya yang disebabkan oleh kendaraan bermotor bukan hanya mengganggu pernapasan manusia tetapi juga menambah efek rumah kaca yang memperparah pemanasan global. Akhirnya pemanasan global mengakibatkan bencana yang lebih besar lagi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun