Mohon tunggu...
Junaedi SE
Junaedi SE Mohon Tunggu... Wiraswasta - Crew Yayasan Sanggar Inovasi Desa (YSID)

Penulis Lepas, suka kelepasan, humoris, baik hati dan tidak sombong.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Sepinya Perjalanan Malam di Hari Pertama Perpanjangan PPKM Darurat Jawa Bali

22 Juli 2021   15:42 Diperbarui: 22 Juli 2021   16:03 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Seminggu  yang lalu sejak saya pulang ke kampung halamanku  di Beji, Taman, Pemalang, Jawa Tengah, kampung di mana saya dilahirkan. Seminggu  sejak meninggalnya bapak saya, saya meninggalkan sementara keluarga kecil saya. Kini seminggu berlalu, sudah waktunya, bagi saya untuk pulang kembali bertemu dengan keluarga kecil saya di Panggungharjo, Sewon, Bantul, Daerah Istimewa yogyakarta.

Seminggu yang lalu, saya habiskan waktu saya dengan mengirimkan bacaan surat yasin dan bacaan tahlil serta mengirimkan rangkaian do'a yang saya, keluarga saya dibantu oleh para tetangga saya, kami hadiahkan khusus kepada almarhum bapak saya.

Malam itu juga selesai acara , saya ambil telepon genggam, kemudian langsung saya telepon agen travel langganan saya. Setelah berbicara mulai dari pembukaan, hingga sampai pada inti pembicaraan  disepakatilah bahwa besok pagi jam 09.00 WIB saya order travel dari Pemalang untuk tujuan Yogyakarta. Pagi harinya, sebelum jam 09.00 WIB tiba -- tiba saya mendapat panggilan dari agen travel, bahwa untuk jadwal pagi hari itu hanya saya saja penumpangnya, maka dengan terpaksa pagi itu tidak bisa diberangkatkan. Maklum sejak pandemi Covid -- 19 ditambah informasi pemeriksaan kesehatan penumpang di perjalanan serta lonjakan angka Covid -- 19, berpengaruh juga terhadap turunnya angka penumpang travel.

Setelah berbicara panjang kali lebar dan kepastian keamanan pemeriksaan kesehatan selama di perjalanan pada waktu malam hari, serta ada jaminan dari agen travel akhirnya jadwal keberangkatan travel sepakat ditunda sore hari pada pukul 17.00 WIB.  Tugas saya selanjutnya, adalah menyakinkan ibu saya dan istri saya, kalau jadwal pemberangkatan travelnya diundur jadi jam 17.00 WIB.  Dalam  hati saya,"ngga papalah hitung -- hitung masih ada waktu buat menghibur ibu saya, minimal dari pagi sampai sore nanti".  

Jarum pendek  dan jarum panjang di jam tangan saya menunjukkan angka 5 dan 12, akan tetapi belum ada tanda -- tanda kedatangan travel. Saya mencoba telepon, dengan santainyan mendapat jawaban katanya sudah dekat, sudah masuk Pemalang. Menunggu adalah pekerjaan yang paling membosankan. Di sela -- sela saya menunggu jemputan travel, saya selingi bercanda dengan keponakan saya, sampai -- sampai tak terasa travel yang saya tunggu sudah sampai di depan rumah.  Saya lihat di jam tangan saya, ternyata sudah jam 19.00 WIB, ternyata lumayan juga saya menunggu travel jemputan. Saya kira,  jadwal jemputan saya sebagai jemputan penumpang terakhir,  ternyata  sebagai penumpang jemputan pertama.

Bisa dibayangkan masih ada dua jemputan penumpang lagi kata drivernya.  Saya berusaha menghela nafas panjang, dan tidak mau ambil pusing akan sampai di Bantul jam berapa, do'a saya dalam hati semoga dalam perjalanan diberikan keamanan dan kelancaran.  Sambil melantunkan do'a yang sempat saya baca, saya sudah tidak mempersalahkan waktu lagi. Mau jam sampai jam berapa kek, tidak peduli lagi. Yang penting dapat  segera bertemu dengan keluarga kecil saya di Bantul dengan selamat dalam keadaan sehat wal 'afiat.

Benar saja apa yang dikatakan agen travel,"aman pak". Selama dalam perjalanan jalan raya  nampak sepi. Nampak lenggang kangkung.  Tidak ada petugas satu pun di tiap -- tiap titik penyekatan. Apa mungkin para petugas sudah mulai lelah. Ataukah  mungkin para petugas  baru menyantap hidangan  daging kurban yang disembelih siang kemarin atau siang tadi. Di mana -- mana suasananya sepi, hanya beberapa gelintir mobil atau sepeda motor yang melintasi jalan sepanjang yang saya lewati. Mobil Luzio yang saya naiki lancar sekali melaju dengan kencangnya. Tahu -- tahu sudah sampai dekat rumah. Alhamdulillah tepat 02.30 WIB sampai depan rumah dengan  lancar, selamat, sehat wal 'afiat.

JUNAEDI, S.E., Tim Media Yayasan Sanggar Inovasi Desa (YSID).

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun