Mohon tunggu...
jumaro alhamami
jumaro alhamami Mohon Tunggu... Guru - Pendidik
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Belajar sepanjang waktu

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Berusaha Suka Politik tapi Tak Bisa

8 November 2019   14:05 Diperbarui: 8 November 2019   18:05 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Arti kata politik/po·li·tik/ n menurut KBBI adalah :
1 (pengetahuan) mengenai ketatanegaraan atau kenegaraan (seperti tentang sistem pemerintahan, dasar pemerintahan): bersekolah di akademi --politik;
2 segala urusan dan tindakan (kebijakan, siasat, dan sebagainya) mengenai pemerintahan negara atau terhadap negara lain: --politik  dalam dan luar negeri; kedua negara itu bekerja sama dalam bidang --politik , ekonomi, dan kebudayaan; partai --politik; organisasi --politik;
 3 cara bertindak (dalam menghadapi atau menangani suatu masalah); kebijaksanaan: --politik dagang; --politik bahasa nasional;

Hari ini kita melihat bahwa politik diartikan hanya sebatas menjatuhkan lawan, dan mengangkat kawan yang didukung untuk memimpin sebuah Negara atau pemerintahan , jauh dari arti sebenarnya seperti yang terdapat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, rakyat awam yang fanatik berlebih akan menganggap bahwa Politik sebatas Partai, oleh karena itu di masyarakat kita sering jumpai karena perbedaan partai politik , hubungan /silaturrahim mereka terputus.

Kehidupan memang unik, ada seseorang yang padahal ia pejuang, namun tidak mau dianggap sebagai pejuang, ada yang mengaku sebagai pejuang kemanusiaan , padahal kiparahnya hanya mencari keuntungan dalam perjuangannya, ada yang mengatakan ,kalau orang yang baik ga suka politik siap-siap Negeri ini dikuasai oleh orang yang hanya memanfaatkan Negeri ini, ia beranggapan bahwa kekuasaan adalah ladangnya, bukan berprinsip, apa yang dapat saya berikan kepada negara, namun prinsipnya , apa yang saya dapatkan dari Negara.

Politik bagiku sebatas, memuji dan mencaci, gembar-gembor mempromosikan seseorang yang dianggap mampu menjadi  memimpin, ia memuji kehidupannya,dimanapun ia berada ,hanya memuji dan memuji, bahkan mencari sekutu untuk memuji mendukung lewat berbagai media, mereka berusaha sekuat mungkin untuk menutupi segala cela dari seluruh celah, yang memungkinkan menurunkan kredibilitasnya.

Mencaci dan terus mencaci, walau caciannya dibungkus dengan fakta Ilmiah yang dilengkapi dengan data akurat, yang dianggap lawan politiknya ia sikat,dengan membeberkan sekecil apapun kesalahannya, baik dilingkunagan kelurga, masyarakat, kiprah kehidupannya terus diintai kesalahannya, bahkan tak segan memutar balikkan fakta, demi lawan politiknya jatuh , ia memiliki prinsip yang sama , dengan para pemuji, para pencacipun  mencari rekan dengan visi dan misi yang sama yaitu bersekutu dalam cacian, agar lawan politiknya jatuh dan tak memiliki masa.

Kalau politik hanya sekedar memuji ( Pro ) dan mencaci ( Kontra )lalu apa bedanya dengan pertemanan anak kecil, hari ini mereka sepakat untuk tidak bermain dengan si A, dan terus menjelek-jelekkan si A, giliran si A membawa bekal / jajan yang mereka sukai , semua mendekat " meminta Jatah ", aah, dasar politik, kaya anak kecil.

Ada bahasa yang lebih keren, propaganda politik melalui akun Buzzer yang tujuannya adalah menjatuhkan lawan politiknya, melalui berbagai cara yang mereka anggap halal, mengedit Photo mesum dengan lawan politik dan di sebar melalui media masa yang ada , dan yang lebih aneh membuat para pembaca konten lebih fanatik, hingga ikutan terjebak pada propaganda politik yang ia buat.

Mengapa saya tidak suka politik, ya itu tadi karena politik itu judulnya hanya mencaci, dengan bahasa yang lebih halus yaitu Kontra atau mengkritisi

dan hanya memuji dan memuji atau Pro ,saya bukan tipe kuduanya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun