[caption id="attachment_312758" align="aligncenter" width="600" caption="Taman Pustaka Bunga"][/caption]
Oleh : J. Haryadi
Selain mendapat julukan sebagai Paris Van Java, Kota Bandung juga dikenal sebagai Kota Kembang. Sayangnya selama ini kesan Bandung sebagai Kota Kembang sepertinya hanya kenangan belaka, sebab sangat sulit kita temukan aneka ragam bunga kecuali kalau kita berwisata ke Cihideung, Kabupaten Bandung Barat yang memang diperuntukkan khusus untuk wisata bunga.
Mimpi warga Bandung untuk mewujudkan Kota Bandung sebagai Kota Kembang sebagaimana tempo dulu, kini mulai terwujud. Pada Senin (30/12/2013), telah diresmikan pembukaan Taman Pustaka Bunga oleh Walikota Bandung, Ridwan Kamil. Semua ini tidak terlepas dari kebijakan pemerintah kota (pemkot), serta dukungan berbagai lapisan masyarakat, termasuk diantaranya para petani bunga.
[caption id="attachment_312759" align="aligncenter" width="423" caption="Ridwan Kamil. Walikota Bandung"]
Ridwan berharap Taman Pustaka Bunga ini bisa menjadi semacam perpustakaan bunga. "Ini adalah taman ensiklopedia, karena ada 100 ribu bunga dihadirkan di sini untuk mengedukasi," tambahnya.
Taman yang terletak di jantung Kota Bandung ini jaraknya tidak begitu jauh dari Gedung Sate, Jalan Dipenogoro. Dahulu tempat ini lebih dikenal dengan sebutan Taman Cilaki dan hanya ditumbuhi pohon-pohon besar peninggalan zaman Belanda. Kini suasananya tampak sangat jauh berbeda. Lebih dari 100 ribu bunga berwarna warni dari berbagai jenis dan spices tertata apik disana, membuat siapapun merasa nyaman dan betah tinggal disana.
[caption id="attachment_312760" align="aligncenter" width="600" caption="Suasana Taman Pustaka Bunga"]
Bunga yang ditanam mengitari pohon-pohon besar itu terlihat begitu serasi dan harmonis. Terlihat beberapa jenis bunga seperti bunga Kastuba (Euphorbia Pulcherrima), Puring (Codiaeum Variegatum), Bakung (Amaryllis), Krisan (Chrysantemum), Mawar (Rose Damacena), Bunga Kertas (Bougainvillea), Lidah Mertua (Sansevieria) dan sebagainya. Terdapat juga berbagai jenis anggrek langka dari berbagai daerah di Indonesia yang ditempatkan pada beberapa pohon besar, seperti misalnya jenis anggrek Phalaenopsis Bellina, Phalaenopsis Gigantea, Paphiopedillum Victoria, Paphiopedillum Reginae, Dendrobium Glomeratum dan masih banyak lagi lainnya.
[caption id="attachment_312763" align="aligncenter" width="450" caption="Pohon Anggrek di Taman Pustaka Bunga"]
Pengunjung bisa menikmati pemandangan di Taman Pustaka Bunga ini sambil berjalan kaki menelusuri jalan setapak yang sudah dipasang paving block. Disana juga terdapat kolam ikan yang dikhiasi dengan batu-batu alam dan bunga yang indah. Sementara itu di beberapa titik sudah disediakan tempat sampah organik dan non organik. Fasilitas lainnya adalah kursi untuk beristirahat dan wifi gratis yang dipasang oleh pemkot Bandung bekerjasama dengan pihak ketiga.
[caption id="attachment_312765" align="aligncenter" width="600" caption="Kolam ikan di Taman Pustaka Bunga "]
Usai meresmikan Taman Wisata Bunga, Ridwan Kamil menyerahkan sebuah anggrek langka kepada Agus Beng, salah seorang petani bunga dan kolektor anggrek yang dipercaya mengelola taman ini. Pemberian ini merupakan simbol agar tanaman tersebut dapat dilestarikan yaitu dengan ditanam dan dikembangbiakkan di tempat ini.
[caption id="attachment_312767" align="aligncenter" width="600" caption="Penyerahan Anggrek dari Walikota Bandung ke Agus Beng"]
Selain itu, Walikota Bandung juga menandatangani sebuah kanvas kosong yang nantinya akan dilukis oleh Bahar Malaka, seorang pelukis eksentrik asal Cimahi. Rencananya pelukis berambut gimbal ini akan membuat karya lukis dengan mengambil objek salah satu jenis anggrek langka. Lukisan ini akan diselesaikannya pada pukul 00.00 WIB tepat pada momen pergantian tahun baru.
[caption id="attachment_312768" align="aligncenter" width="600" caption="Ucapan Selamat dari Walikota Bandung, Ridwan Kamil kepada Bahar Malaka"]
Pada kesempatan itu, Walikota Bandung juga mengusulkan agar para pelukis Bandung dilibatkan memeriahkan Taman Pustaka Bunga ini dengan melukis on the spot. Ridwan Kamil menyarankan agar objek lukisannya berupa bunga yang ada di taman tersebut. Hasil lukisan tersebut nantinya bisa dijual kepada para wisatawan yang berkunjung kesana.
Menurut Indra Rukmana Rachman, Salah seorang pengelola Taman Pustaka Bunga yang berasal dari Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Unpad, sekarang pihaknya tengah mengembangkan taman ini agar tampil lebih menarik, diantaranya dengan mengadakan berbagai kontes bunga. Selain itu dia dan rekan-rekannya juga akan menggalang kerjasama dengan berbagai komunitas agar bisa berkreasi ditempat ini, misalnya para musisi jalanan dan seniman lukis.
[caption id="attachment_312770" align="aligncenter" width="630" caption="Anggota Tim Pengelola Taman Pustaka Bunga"]
Pengelola Taman Pustaka Bunga lainnya, Sunandar Syafaattullah menambahkan bahwa ada kemungkinan untuk masuk ke taman ini harus membayar atau menggunakan karcis. Hal ini bertujuan untuk membiayai pengelolaan taman agar tetap terjaga dan terpelihara. Tetapi bisa juga gratis, namun harus dipikirkan sumber pendanaannya. Apakah ada pihak sponsor yang bersedia bekerjasama dengan pihak pengelola atau menggunakan dana CSR dari BUMN.
Sementara ini untuk masuk ke Taman Pustaka Bunga masih gratis. Tempat ini diharapkan menjadi salah satu tempat kunjungan wisata yang paling menarik di Kota Bandung. Kini, warga Bandung boleh berbangga hati karena julukan Bandung sebagai Kota Kembang bukan isapan jempol belaka. Semoga masyarakat ikut berpartisipasi mendukung langkah positif yang sudah diambil pemkot Bandung, sehingga program ini bisa berjalan dengan baik.
***