Mohon tunggu...
Jumari Haryadi Kohar
Jumari Haryadi Kohar Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, trainer, dan motivator

Jumari Haryadi alias J.Haryadi adalah seorang penulis, trainer kepenulisan, dan juga seorang motivator. Pria berdarah Kediri (Jawa Timur) dan Baturaja (Sumatera Selatan) ini memiliki hobi membaca, menulis, fotografi, dan traveling. Suami dari R.Yanty Heryanty ini memilih profesi sebagai penulis karena menulis adalah passion-nya. Bagi J.Haryadi, menulis sudah menyatu dalam jiwanya. Sehari saja tidak menulis akan membuat ia merasa ada sesuatu yang hilang. Oleh sebab itu pria berpostur tinggi 178 Cm ini akan selalu berusaha menulis setiap hari untuk memenuhi nutrisi jiwanya yang haus terhadap ilmu. Dunia menulis sudah dirintis J.Haryadi secara profesional sejak 2007. Ia sudah menulis puluhan judul buku dan ratusan artikel di berbagai media massa nasional. Selain itu, ayah empat anak ini pun sering membantu kliennya menulis buku, baik sebagai editor, co-writer, maupun sebagai ghostwriter. Jika Anda butuh jasa profesionalnya dihidang kepenulisan, bisa menghubunginya melalui HP/WA: 0852-1726-0169 No GoPay: +6285217260169

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Jangan Sepelekan Tanda Koma dalam Menulis

30 Januari 2023   01:41 Diperbarui: 30 Januari 2023   01:45 283
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi wanita sedang menulis (Sumber: freerangestock.com)

Menulis termasuk salah satu aktivitas yang memerlukan keterampilan khusus. Bukan saja sang penulis harus pandai menata kalimat, tetapi juga harus pandai pula mencari topik yang tepat sehingga tulisannya mudah dicerna dan disukai orang banyak.

Penulis yang berpengalaman biasanya mampu memilih kata yang tepat pada setiap kalimat yang ditulisnya. Pemilihan kata berpengaruh terhadap keterbacaan. Hal lain yang memengaruhi keterbacaan adalah penggunaan tanda baca koma.

Terkadang penulis kurang memperhatikan penempatan tanda baca, terutama koma sehingga tulisan menjadi terlalu panjang. Selain itu, penempatan tanda baca yang tidak tepat bisa menimbulkan salah penafsiran. 

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dijelaskan bahwa fungsi tanda koma dipakai untuk memisahkan unsur dalam suatu perincian, memisahkan nama orang dari gelar akademik yang mengiringinya, memisahkan anak kalimat yang mendahului induk kalimat, mengapit keterangan tambahan atau keterangan aposisi dalam kalimat, dan sebagainya.

Seingat penulis, ketika masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD), dulu ada pelajaran membaca. Setiap siswa disuruh guru membaca buku, sementara murid lainnya ikut menyimak. Saat itu guru menjelaskan bahwa tanda koma berfungsi sebagai tanda jeda (berhenti sebentar) ketika membaca.   

Tentu saja fungsi tanda koma ini cukup banyak. Namun, khusus tulisan ini yang dibahas hanya fungsi koma sebagai tanda jeda dalam membaca. 

Ilustrasi: Seorang pria sedang menulis sesuatu (Sumber: freerangestock.com)
Ilustrasi: Seorang pria sedang menulis sesuatu (Sumber: freerangestock.com)

Berdasarkan pengalaman penulis, ternyata pemakaian tanda koma ini paling sering diabaikan oleh para penulis. Sebuah tulisan yang memiliki banyak tanda koma sudah dipastikan kalimatnya akan panjang. 

Jika tulisan terlalu panjang, bukan tidak mungkin pembaca jadi malas membacanya. Selain itu, tulisan yang panjang terkadang bisa membuat pembaca kesulitan mencerna isinya.

Beberapa kesalahan dalam penulisan tanda koma cukup banyak, di antaranya adalah:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun