Mohon tunggu...
Healthy

Peranan Farmasi dalam Menghadapi Revolusi Industri 4.0

2 April 2019   20:38 Diperbarui: 11 April 2019   00:01 451
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

 Oleh : Julika Fajrika Nur (N011181053) Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin  Angkatan 2018

         Revolusi Industri 4.0 dapat di artikan bahwa revolusi ini lahir sebagai revolusi industri yang ke empat dimana membawa perkembangan dalam berbagai aspek kehidupan. Adapun Revolusi industri pertama di Inggris pada tahun 1784, dimana penemuan mesin uap yang dapat menggantikan pekerjaan manusia sehingga terasa lebih ringan untuk dikerjakan . Kemudian, Revolusi yang kedua dimana mesin-mesin produksi yang sudah menggunakan listrik dimana terjadi pada akhir abad ke-19 yang digunakan untuk memproduksi sesuatu dalam jumlah yang banyak. Selanjutnya, Revolusi industri ketiga yang ditandai dengan penggunaan teknologi /mesin yang diciptakan dalam bentuk dan fungsi yang menyerupai bentuk dan fungsi manusia. Di ibaratkan komputer sebagai otaknya dan robot sebagai tangannya. Pada Revolusi Industi 4.0 terjadi perkembangan yang pesat dari teknologi dimana memungkinkan semua orang terhubung ke internet dan dapat berkomunikasi dengan semua orang tanpa batas. Selain itu,  muncul pula ide untuk menyatuhkan seluruh teknologi tersebut ke dalam berbagai bidang industri. Hal inilah yang diprediksi akan membawa banyak perubahan bagi kehidupan manusia.

              Sebagian orang berpandangan bahwa Revolusi Industri 4.0 dapat memberikan potensi yang luar biasa diantaraya yaitu produksi menjadi lebih cepat dan fleksibel serta pendapatan mengalami peningkatan dalam hal pelayanan kepada masyarakat. Dengan terealisasikan potensi manfaat tersebut akan memberi dampak positif terhadap perekonomian suatu negara. Mungkin sampai saat ini yang menjadi tantangan bagi kita yaitu bagaimana cara membentuk Revolusi Industri ini menjadi sesuatu perubahan yang besar. Teknologi dan pendekatan baru yang menggabungkan dunia fisik, digital, dan biologi secara mendasar akan mengubah umat manusia dan segala aktivitasnya. Bidang kesehatan dan bioteknologi dianggap akan sangat diuntungkan oleh adanya revolusi industri 4.0 ini. Seberapa besar dampak postif yang dapat diambil dari era ini bergantung pada bagaimana kita mengontrol peluang dan tantangan yang muncul.

          Adapun dampak yang dapat dilihat pada era ini khusunya bidang kesehatan yaitu pemakaian smartphone sebagai teknologi untuk mengumpulkan berbagai data/informasi secara detail dan cepat tentang kesehatan, alat-alat kebugaran dan status kebugaran seseorang. Hal seperti ini menunjukkan bahwa kita sudah dapat mengikuti perkembangan era pada saat ini. Selain itu, tidak hanya untuk kesehatan bagi masing-masing individu dan keperluan medisnya saja, namun juga bisa digunakan untuk penelitian kesehatan oleh pakar ahli medis. Menurut The Economist Intelligence Unit melalui suatu studi yang dilakukannya mengatakan bahwa 50% dari para dokter percaya bahwa teknologi smartphone sangat membantu pasien agar mereka berperan dalam mengatur kesehatan mereka secara mandiri.

         Sementara itu, Telemedicine sudah mulai dikembangkan oleh para penyedia layanan kesehatan. Telemedicine merupakan suatu pemantauan dan pengobatan pasien melalui jarak jauh dengan menggunakan sensor yang tersambung ke internet dimana diharapkan memberikan dampak positif dalam pengobatan penyakit kronis yang banyak dialami oleh para pasien lanjut usia. Telemedicine juga diharapkan dapat memberikan perawatan medis kepada masyarakat di lokasi terpencil serta dapat membuat pasien yang menerima cek up medis di rumah mereka sendiri tanpa harus ke rumah sakit sehingga menciptakan kenyamanan dan hemat biaya. Di masa depan, beberapa aplikasi medis yang sangat hebat muncul dari kombinasi teknologi digital, fisika dan biologi termasuk diantaranya yaitu pil obat  yang dilengkapi dengan penanda digital untuk mengatur pelepasan obat dalam tubuh. Selain itu, penciptaan robot yang dimana anggota badannya dapat menanggapi pikiran pasien, serta psikoterapi secara virtual reality.

           Semua teknologi ini diharapkan oleh banyak pihak untuk membawa dampak yang besar bagi kesehatan khusunya pada masa saat ini. Oleh karena itu, sebuah revolusi yang mendalam sepertinya akan memperkuat penyedia layanan kesehatan untuk secara substansial mengoreksi atau mengintropeksi kinerja mereka. Sayangnya, menurut pendapat Uni Eropa menyatakan bahwa kurang dari setengah penyedia layanan kesehatan (38%) yang percaya bahwa mereka sudah mampu atau cukup siap untuk Revolusi Industri 4.0 ini. Hasil dari tinjauan pendapat ini menyiratkan bahwa penyedia layanan kesehatan perlu meningkatkan upaya mereka untuk mengimplementasikan Industri 4.0 ke dalam kebiasaan hidup mereka.

            Seperti yang telah dikatakan sebelumnya bahwa Revolusi Industri 4.0 memberikan dampak besar pula bagi industri bioteknologi terutama bioteknologi kesehatan. Perkembangan yang paling berpengaruh di dunia teknologi ini yaitu penggunaan bioteknologi dalam industri obat-obatan dan dunia  kefarmasian. Dalam upaya untuk memberantas penyakit dan menjaga kesehatan serta kekuatan fisik, bioteknologi telah mencapai tingkat yang sangat tinggi dalam usaha menemukan rahasia tentang kehidupan serta memanipulasi suatu kehidupan. Bioteknologi dalam industri farmasi dan alat-alat kesehatan diperlukan untuk identifikasi struktur molekul, penciptaan molekul aktif dan pengembangan terapi yang efisien, seperti immunotherapy, terapi seluler dan organisme dengan sel rekayasa genetika. Namun, hal tersebut belum lah cukup untuk menghadapi  kondisi dimasa yang akan datang sehingga dibutuhkan inovasi dan ide kreatif dari semua orang.

            Salah satu perkembangan dalam bidang bioteknologi farmasi yaitu dalam pembuatan obat dimana sudah menggunakan hewan transgenik atau tanaman transgenik. Aplikasi bioteknologi sudah diperkenalkan kepada orang lain guna pengembangan bidang diagnostik secara molekuler. Hal ini mengarah ke terapi personal yang dicocokkan pada genom pasien. Misalnya, herceptin diberikan kepada wanita penderita kanker payudara dengan sel kanker yang mengekspresikan protein HER2. Herceptin merupakan obat pertama yang disetujui untuk digunakan pada pasien kanker payudara dengan tes diagnostik yang cocok, yaitu pasien yang mempunyai ekspresi protein HER2, yang merupakan target bagi obat tersebut untuk dapat bekerja. Selain itu, teknologi yang sangat canggih lainnya  yang dipakai di bidang bioteknologi kedokteran yaitu Metoda komputasi dalam pencarian obat baru. Pencarian obat baru dengan cara ini adalah strategi yang sangat efektif dan efisien untuk mempercepat dan menghemat penemuan dan pengembangan suatu obat baru. Dengan adanya bantuan alat komputasi in silico telah memainkan peran utama dalam pengembangan molekul kecil lebih dari tiga dekade. Oleh karena terjadi peningkatan besar dalam ketersediaan informasi makromolekul biologis dan molekul kecil, penerapan komputasi penemuan obat telah diperluas dan telah diterapkan pada setiap tahap dalam alur kerja penemuan dan pengembangan obat, salah satunya yaitu validasi dan identifikasi obat,  serta beberapa tes praklinis untuk pencarian dan optimalisasi calon obat.

         Adapun dalam membuat obat sintetik maupun biologis yang dapat secara akurat dan tepat berikatan dengan target biologis masih sangat susah dilakukan pada saat ini. Ada banyak tantangan bagi molekul obat untuk menembus berbagai hambatan biologis agar dapat berikatan secara efektif dengan target yang dituju. Seringkali, adanya reaksi dari suatu molekul obat yang dapat menimbulkan efek toksik (racun) dalam tubuh, walaupun potensi obat tersebut secara farmakologis cukup tinggi. Toksisitas merupakan masalah utama dalam pengembangan suatu obat, dan seringkali toksisitas baru terdeteksi belakangan dalam tahap pengembangan. Selain itu, dalam bidang farmasi Revolusi Industri 4.0 juga sangat berpengaruh dalam hal penekanan produksi produk biofarmasi, riset dan pengembangan secara intens, serta keuntungan bagi apotik-apotik kecil yang dapat menjadi penyalur dengan sistem online yang dapat dijangkau oleh modal yang terbatas.

       Masih banyak orang yang malas untuk datang berobat ke Rumah sakit dengan alasan biaya yang tidak mencukupi, sehingga orang lebih memilih pengobatan tradisional yang terjangkau. Disinilah peran kita sebagai seorang farmasis, kita bisa melakukan sosialisasi kepada orang yang perekonomiannya rendah. Sosialisasi disini dapat berupa pengenalan aplikasi yang didalamnya membahas tenang cara membuat obat secara sederhana. Hal ini selain dijadikan sebagai sarana edukasi juga dapat berguna bagi kesehatan mereka. Selain itu, juga diperkenalkan teknologi canggih untuk mengatur tingkat emosional seseorang. Sesorang yang sering mengalami hal seperti itu sangat mempengaruhi tingkat kesehatannya. inovasi ini sekiranya dalam diciptakan guna menjaga stabilitas tubuh manusia.

        Pada era revolusi industri 4.0, diharapkan  bagi seorang farmasis dapat menunjukkan suatu eksistensi dan perubahan positif yang membedakan antara satu dengan yang lain. Selalu menggali ide-ide baru dalam hal produksi dan distribusi obat serta lebih menjalin komunikasi dengan konsumen karena semakin banyak yang kita kenal maka akan semakin mudah dalam menjalan aktivitas dimasa sekarang

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun