Judul
Seni sebagai Sarana Sosialisasi dalam Perspektif Anak Tunggal
Perkenalan Diri
Saya, Julia Josepha Purba, lahir sebagai anak tunggal. Hidup saya sering ditemani sunyi: sepi yang tidak bisa dibagi pada saudara, percakapan yang hanya berlangsung di kepala. Dari sanalah saya belajar bicara dengan dunia melalui nada, warna, cahaya, dan gerak. Bagi saya, seni bukan sekadar hobi atau estetika. mereka adalah bahasa lain, cara saya berdialog dengan dunia, walaupun saya hanya sendiri.
Abstrak
Hidup sebagai anak tunggal sering dipandang sederhana, padahal ia menyimpan dinamika psikologis dan sosial yang unik. Keterbatasan interaksi domestik mendorong pencarian ruang ekspresi alternatif. Penelitian ini berangkat dari pengalaman penulis sebagai anak tunggal yang menjadikan seni---musik, lukisan, fotografi, dan videografi sebagai jembatan komunikasi dengan diri sendiri sekaligus masyarakat.
Dengan metode autoetnografi, penelitian ini menggunakan refleksi pribadi, dokumentasi karya, serta literatur sosiologi untuk memahami peran seni dalam membentuk identitas sosial anak tunggal. Hasil menunjukkan bahwa seni mampu men-transformasi kesepian menjadi narasi, dan narasi itu menjadi medium sosialisasi sekunder. Seni bukan hanya produk estetis, melainkan cara individu membangun interaksi, menegosiasikan nilai, dan memberi ruang pada suara yang kerap terabaikan.
Introduction
Hidup sebagai anak tunggal adalah hidup dalam ruang yang kadang terlalu tenang. Tidak ada saudara untuk berbagi cerita, sehingga percakapan dengan diri sendiri menjadi hal yang biasa. Dari pengalaman inilah seni hadir: musik menyuarakan isi hati, lukisan membuka imajinasi, fotografi menangkap cara pandang yang berbeda, dan videografi merangkai cerita yang tak bisa diucapkan dengan kata-kata.
Dalam kacamata sosiologi, seni bukanlah aktivitas pribadi semata, tetapi juga bagian dari interaksi sosial. Seni menjadi bentuk sosialisasi sekunder: ketika karya dibagikan, ia membangun jembatan antara ruang pribadi dan ruang sosial. Di era digital, karya seni lintas medium semakin memperkaya cara individu menegaskan identitas sosialnya.
Research Question
Bagaimana pengalaman sebagai anak tunggal mempengaruhi ekspresi seni (musik, lukis, fotografi, videografi) dalam perspektif sosiologi?
Objectives