Mengasah skill, menambah pengalaman, dan berkontribusi langsung kepada masyarakat adalah segelintir manfaat yang bisa didapatkan mahasiswa melalui program MBKM. Seperti yang kami rasakan, tim MBKM 56 yang beranggotakan empat orang, ketua kelompok Jujun Ramdani, Fatmawati S Putri dari prodi Manajemen serta Ika Mutia dan Wingki Haruna dari prodi Akuntansi, yang melaksanakan kegiatan MBKM di Desa Cipinang, Kec. Cimaung, Kab. Bandung.
Kelompok 56 memiliki Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) yang luar biasa yaitu bapak Riyan Hadithya,S.E.,M.M, kami berempat berkesempatan untuk mengaplikasikan langsung ilmu yang telah dipelajari di bangku kuliah kepada masyarakat dan memberikan dampak positif bagi masyarakat khususnya di Desa Cipinang, kegiatan ini dilaksanakan pada 30 November 2024 hingga 31 Januari 2025.
Profil Desa Cipinang Kec. Cimaung Kab. Bandung
Desa Cipinang merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Cimaung Kabupaten Bandung, desa ini berada di ketinggian 700 meter di atas permukaan laut. Letak Desa Cipinang berada di kaki gunung Malabar dan gunung Tilu dengan kontur wilayah persawahan subur dan potensial dengan iklim sejuk, mayoritas penduduk beragama islam, mata pencaharian utama di bidang pertanian. Jumlah penduduk Desa Cipinang berjumlah 8333 jiwa, dengan rincian laki laki sebanyak 4259 dan perempuan 4074 jiwa, Desa Cipinang terdiri dari 4 dusun dan 13 RW dengan luas wilayah 29,21 ha.
Terdapat 72 jenis UMKM yang ada di Desa Cipinang dengan jenis usaha yang beragam. Desa Cipinang berpotensi di bidang produksi olahan makanan dan kerajinan tangan. Keberadaan UMKM ini berperan penting bagi kemajuan sebuah desa dan dapat meningkatkan perekonomian lokal serta memiliki potensi untuk dikembangkan lebih lanjut untuk bisa masuk pasar yang lebih luas.
Berdasarkan hasil observasi, dan diskusi dengan perangkat desa serta warga, kami mengidentifikasi dua isu permasalahan yang menjadi dasar program kerja MBKM ini, yaitu: "Pemberdayaan UMKM dan Keluarga Sehat"
1. Minimnya pemberdayaan kepada para pelaku UMKM membuat UMKM kesulitan untuk berkembang, bersaing serta sulit beradaptasi dengan perkembangan teknologi. Minimnya akses pendampingan dan penyuluhan UMKM menjadi masalah klasik yang dihadapi para pemangku UMKM. Kami menemukan beberapa kendala yang mayoritas dialami oleh para pemangku UMKM di Desa Cipinang, yaitu:
- Kurangnya identitas Produk/UMKM
- kurangnya pengetahuan pemanfaatan teknologi sebagai media promosi dan penjualan
Sebelum melangkah lebih jauh, mari kita pahami arti UMKM. UMKM merupakan usaha mikro kecil menengah yang memiliki kriteria tertentu seperti berdasarkan jumlah pegawai dan omzet tahunan. Untuk mengatasi masalah tersebut, tim 56 melakukan beberapa program kerja untuk membantu pelaku UMKM dimulai dari sosialisasi UMKM, pendampingan UMKM, dan penyuluhan UMKM.
a. Sosialisasi UMKM
Langkah awal yang kami lakukan adalah berkoordinasi dengan kepala dusun setempat untuk merekomendasikan UMKM yang cocok dilakukan sosialisasi, kami bertanya terkait apa yang dijual, kendala yang dialami saat ini, kami membantu mencari solusi terbaik untuk kendala yang sedang dialami. Kegiatan ini adalah langkah awal untuk program kerja selanjutnya yaitu pendampingan UMKM dan penyuluhan UMKM.
