Pemerintah Provinsi Jawa Barat kembali menunjukkan komitmennya dalam melestarikan budaya lokal melalui penyelenggaraan Lomba Kaulinan Barudak. Acara ini berlangsung meriah di Sport Jabar, Arcamanik, Kota Bandung, pada hari Ahad, 27 Juli 2025, sebagai bagian dari peringatan Hari Anak Nasional yang jatuh setiap tanggal 23 Juli.Â
Ribuan siswa sekolah dari berbagai penjuru Jawa Barat turut serta, memadati area lomba dengan semangat dan keceriaan. Lomba ini menjadi ajang yang sangat penting untuk mengenalkan kembali permainan tradisional kepada generasi muda, di tengah gempuran teknologi dan gadget yang semakin mendominasi kehidupan sehari-hari.
Menggali Akar Budaya Melalui Permainan Tradisional
Lomba Kaulinan Barudak ini bukan sekadar ajang kompetisi biasa. Lebih dari itu, ia adalah upaya konkret untuk melestarikan warisan budaya Sunda yang kaya. Di era digital saat ini, banyak anak-anak yang lebih akrab dengan layar gawai daripada lapangan terbuka.Â
Mereka lebih sering berinteraksi dengan karakter-karakter virtual daripada teman sebaya di dunia nyata. Lomba ini hadir sebagai penyeimbang, mengajak anak-anak kembali merasakan keseruan bermain di luar ruangan, berinteraksi langsung, dan mengembangkan keterampilan sosial.
Permainan tradisional Sunda memiliki nilai-nilai luhur yang patut ditanamkan sejak dini. Ada nilai gotong royong, kebersamaan, sportivitas, dan kreativitas. Dalam permainan seperti Sasalimpetan, anak-anak belajar untuk bekerja sama, menyusun strategi, dan menghargai setiap anggota tim. Ini adalah pelajaran berharga yang tidak bisa didapatkan hanya dengan bermain game di ponsel. .
Partisipasi ribuan siswa menunjukkan bahwa minat terhadap permainan tradisional masih tinggi, terutama jika ada wadah yang memfasilitasinya. Ini juga membuktikan bahwa pendidikan karakter bisa disampaikan melalui cara-cara yang tidak formal, seperti melalui permainan. Pemerintah Provinsi Jawa Barat patut diacungi jempol atas inisiatif ini, yang tidak hanya menghibur tetapi juga mendidik.
Lomba Kaulinan Barudak menjadi bukti bahwa budaya lokal bisa tetap relevan dan menarik bagi generasi muda. Ini adalah langkah maju dalam menjaga identitas budaya Sunda agar tidak terkikis oleh modernisasi. Dengan terus mengadakan acara serupa, diharapkan semakin banyak anak-anak yang mengenal dan mencintai permainan tradisional mereka sendiri.
Antusiasme peserta dan penonton begitu terasa. Suara tawa, sorak-sorai, dan teriakan semangat memenuhi arena lomba. Ini adalah pemandangan yang langka di tengah kota yang seringkali identik dengan kesibukan dan individualisme. Lomba ini berhasil menciptakan atmosfer kebersamaan dan kegembiraan yang tulus.
Para guru pendamping dan orang tua juga terlihat sangat mendukung acara ini. Mereka menyadari pentingnya kegiatan semacam ini untuk tumbuh kembang anak-anak. Bermain di luar ruangan tidak hanya menyehatkan fisik, tetapi juga mental. Anak-anak jadi lebih aktif, kreatif, dan berani bersosialisasi.
Permainan-permainan yang dilombakan pun beragam, mulai dari Sasalimpetan yang menguji kecepatan dan kelincahan, hingga permainan lain yang melatih strategi dan kekompakan tim. Setiap permainan memiliki keunikan dan tantangannya sendiri, membuat peserta tidak mudah bosan. Ini juga menjadi kesempatan bagi anak-anak untuk mencoba berbagai jenis permainan yang mungkin belum pernah mereka mainkan sebelumnya.