Mohon tunggu...
Jujun Junaedi
Jujun Junaedi Mohon Tunggu... Penulis dan Pendidik dari Bandung 31324

Pendidik dan pemerhati lingkungan. Aktif mengedukasi di sekolah berwawasan lingkungan di Kota Bandung sejak 1997

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Nafas Segar, Otot Kekar: Sepeda Pribadi, Kunci Sehat yang Tak Terbeli

22 Juli 2025   21:54 Diperbarui: 22 Juli 2025   21:54 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sepeda pribadi yang setia menemani saya saat berolahraga pagi dan sore hari. | Dok. Pribadi/Jujun Junaedi

Dalam prinsip hidup kami sekeluarga, kepemilikan barang mewah, termasuk kendaraan pribadi, bukanlah prioritas utama. Bagi kami, yang penting adalah harga yang terjangkau, kualitas yang memadai, dan yang paling krusial adalah manfaatnya. Tentu, kemampuan untuk merawat barang tersebut dengan baik juga menjadi perhatian. Prinsip inilah yang menuntun kami memilih hidup sederhana namun tetap berkualitas.

Filosofi ini juga berlaku saat saya memutuskan untuk memiliki sepeda. Sekitar tahun 2015-2016, ketika tren gowes sedang ramai-ramainya, saya pun ingin ikut merasakannya. Saya mencari sepeda gunung atau federal yang dikenal andal, namun dengan harga yang tetap ramah di kantong. Pilihan saya jatuh pada sebuah sepeda gunung sederhana merek United seri Detroit 2.00. Harganya waktu itu sangat terjangkau, sekitar dua jutaan rupiah, terbilang murah dibandingkan sepeda lain di kelasnya.

Sepeda ini bukan sekadar alat transportasi atau barang hobi biasa bagi saya. Ia telah menjadi kendaraan teman perjalanan setia yang menemani setiap sesi olahraga pagi, sore, dan terutama di akhir pekan. Sejak saya membelinya, sepeda ini selalu ada, siap diajak menjelajah, mengukir cerita di setiap kayuhan. Keandalannya, meski bukan merek mewah, terbukti dalam setiap perjalanan yang kami lalui bersama.

Banyak orang mungkin menganggap sepeda hanya sebagai alat transportasi kelas dua, terutama di tengah maraknya kendaraan bermotor. Namun, bagi saya dan keluarga, sepeda punya nilai lebih. Ia adalah investasi kesehatan, kebahagiaan, dan bahkan alat untuk lebih dekat dengan alam.

Kami percaya bahwa kekayaan sejati bukanlah pada barang yang dimiliki, melainkan pada kesehatan yang terjaga dan kebahagiaan yang dirasakan. Dan sepeda ini, dengan segala kesederhanaannya, telah membuktikan diri sebagai pendorong utama dua hal tersebut.

Mengayuh Kesehatan, Menuai Kebugaran

Manfaat bersepeda bagi kesehatan tidak perlu diragukan lagi. Setiap kali pedal diputar, tubuh bergerak aktif, jantung memompa darah lebih cepat, dan paru-paru menghirup udara segar lebih banyak. Ini adalah cara alami dan menyenangkan untuk menjaga kesehatan fisik. Berbeda dengan berdiam diri di rumah atau di kendaraan yang padat, bersepeda menawarkan kebebasan gerak dan udara terbuka.

Saya merasakan sendiri perbedaannya. Dulu, badan sering terasa pegal dan mudah lelah. Namun, sejak rutin bersepeda dengan kendaraan teman perjalanan saya, stamina meningkat drastis. Otot-otot kaki dan paha menjadi lebih kuat, pernapasan lebih teratur, dan yang terpenting, saya merasa lebih bugar dan bersemangat menjalani hari.

Bersepeda juga membantu menjaga berat badan ideal. Dengan pembakaran kalori yang efektif, risiko obesitas dan berbagai penyakit yang menyertainya bisa ditekan. Ini adalah cara yang efektif dan menyenangkan untuk tetap aktif tanpa harus merasa seperti sedang berolahraga berat di gym.

Lebih dari sekadar fisik, bersepeda juga baik untuk kesehatan mental. Stres dan penat akibat rutinitas pekerjaan atau masalah lain bisa sedikit terurai saat mengayuh sepeda. Pemandangan di sekitar, hembusan angin, dan fokus pada jalur di depan, semua itu memberikan efek relaksasi yang luar biasa.

Saat bersepeda di pagi hari, saya bisa menyaksikan matahari terbit, merasakan embun pagi, dan menghirup udara yang masih bersih. Pengalaman ini memberikan energi positif yang bertahan sepanjang hari. Ini adalah sebuah bentuk terapi sederhana yang bisa dilakukan siapa saja, kapan saja, dan di mana saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun