Mohon tunggu...
Jujun Junaedi
Jujun Junaedi Mohon Tunggu... Penulis dan Pendidik dari Bandung 31324

Pendidik dan pemerhati lingkungan. Aktif mengedukasi di sekolah berwawasan lingkungan di Kota Bandung sejak 1997

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Tiang Penyangga Pangan: Kekuatan Jagung Sentral dalam Menopang Dunia, Potensi Tak Terbatas

26 Juni 2025   09:06 Diperbarui: 26 Juni 2025   13:14 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jagung: Pangan penopang dunia dengan potensi tak terbatas. | Dok. Pribadi/Jujun Junaedi

Para ahli gizi juga terus mengkampanyekan pentingnya diversifikasi pangan, dan jagung adalah salah satu opsi terbaik. Kandungan seratnya yang tinggi baik untuk pencernaan, serta berbagai vitamin dan mineral esensial menjadikan jagung pilihan yang sehat. Mengganti sebagian konsumsi nasi dengan jagung atau olahannya bisa memberikan variasi nutrisi yang baik bagi tubuh.

Peran jagung juga meluas ke sektor industri. Dari pati jagung yang digunakan dalam industri makanan dan minuman, hingga minyak jagung yang sehat untuk memasak. Bahkan, industri non-pangan pun menggunakan jagung sebagai bahan baku, misalnya dalam produksi plastik biodegradable atau bioetanol sebagai energi alternatif. Ini menunjukkan betapa serbagunanya jagung.

Investasi pada penelitian dan pengembangan jagung harus terus ditingkatkan. Dengan demikian, kita bisa menemukan lebih banyak varietas jagung yang tahan terhadap perubahan iklim ekstrem, memiliki kandungan gizi yang lebih tinggi, atau lebih efisien dalam penggunaan air. Ini adalah langkah proaktif untuk mengamankan masa depan pangan kita.

Pendidikan tentang pentingnya jagung juga harus digalakkan, baik di sekolah maupun di masyarakat umum. Dengan memahami nilai dan potensi jagung, masyarakat akan lebih termotivasi untuk menanamnya, mengonsumsinya, dan mengolahnya secara bijak, sehingga tidak ada yang terbuang sia-sia.

Kembali ke Desa Mandalawangi, para petani di sana adalah ujung tombak dari kekuatan jagung ini. Mereka mungkin tidak berpikir tentang statistik global atau potensi industri besar, tetapi mereka memahami nilai dasar dari setiap butir jagung yang mereka tanam. Mereka adalah pahlawan tanpa tanda jasa yang setiap hari memastikan ada pangan di meja kita.

Mereka menanam, merawat, dan memanen dengan harapan. Harapan bahwa hasil panen mereka akan cukup untuk keluarga mereka sendiri, dan juga akan membantu memenuhi kebutuhan pangan tetangga dan kota-kota di sekitarnya. Setiap ladang jagung di Mandalawangi adalah simbol dari kerja keras dan optimisme.

Di tengah isu pemanasan global dan perubahan iklim, jagung sering disebut sebagai salah satu "tanaman masa depan" karena kemampuannya beradaptasi. Para peneliti terus mencari cara agar jagung bisa tumbuh optimal bahkan di lahan yang kurang subur atau dengan ketersediaan air yang terbatas. Ini adalah berita baik bagi ketahanan pangan global.

Tentu saja, peran pemerintah dan kebijakan yang mendukung petani jagung sangat krusial. Subsidi pupuk, bantuan bibit unggul, pelatihan, hingga jaminan harga yang stabil akan sangat membantu para petani untuk terus semangat berproduksi. Kebijakan yang tepat bisa membuat jagung semakin menjadi tiang penyangga pangan yang kokoh.

Pada akhirnya, kekuatan jagung dalam menopang dunia bukanlah fiksi, melainkan kenyataan. Dari butiran kecil hingga olahan industri, dari ladang sederhana di Desa Mandalawangi hingga pasar global, jagung terus membuktikan dirinya sebagai sumber daya pangan yang vital dan tak tergantikan.

Potensinya yang tak terbatas, mulai dari inovasi pengolahan limbah hingga pengembangan varietas baru, menunjukkan bahwa jagung akan terus memegang peran sentral dalam memastikan setiap manusia memiliki akses terhadap pangan yang cukup dan bergizi.

Mari kita hargai setiap tongkol jagung, setiap butir bijinya, dan setiap keringat petani yang menanamnya. Karena di sanalah terletak salah satu kunci utama ketahanan pangan dunia. Jagung bukan hanya masa lalu atau masa kini; ia adalah masa depan pangan kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun