Mohon tunggu...
Jujun Junaedi
Jujun Junaedi Mohon Tunggu... Penulis dan Pendidik dari Bandung 31324

Pendidik dan pemerhati lingkungan. Aktif mengedukasi di sekolah berwawasan lingkungan di Kota Bandung sejak 1997

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Yuk, Menanam Labu Siam di Rumah: Modalnya Niat, Panen Raya Manfaat Hebat

18 Juni 2025   22:04 Diperbarui: 18 Juni 2025   22:04 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Labu siam (waluh lejet), yang ditanam sejak awal 2025, terus berbuah hingga kini. | Dok. Pribadi/Jujun Junaedi

Menanam sayuran di rumah menjadi kegiatan yang semakin diminati banyak orang, apalagi di tengah hiruk-pikuk kehidupan perkotaan. Salah satu jenis sayuran yang sangat direkomendasikan untuk ditanam di pekarangan atau bahkan di pot besar adalah labu siam. Di daerah Sunda, labu siam sering disebut dengan nama waluh lejet. Selain perawatannya yang relatif mudah, labu siam juga menawarkan panen yang melimpah ruah. Saya sendiri sudah membuktikannya.

Awal tahun 2025 menjadi titik balik bagi saya. Kala itu, saya memutuskan untuk mencoba menanam satu biji labu siam. Jujur, awalnya hanya sekadar iseng, tanpa ekspektasi tinggi. Saya hanya bermodalkan niat dan sedikit lahan kosong di samping rumah. Siapa sangka, dari satu biji yang saya tanam itu, kini saya bisa menikmati panen labu siam yang berlimpah, bahkan berkali-kali. Ini bukan hanya cerita, tapi pengalaman nyata yang bisa ditiru siapa saja.

Proses menanam labu siam sebenarnya tidak serumit yang dibayangkan. Kuncinya memang pada niat dan sedikit ketekunan. Pertama-tama, saya mencari biji labu siam yang sudah tua dan mulai bertunas. Biji ini bisa didapatkan dari labu siam yang dibiarkan matang sempurna di pohon, atau bahkan dari labu siam yang dibeli di pasar dan sudah disimpan beberapa waktu hingga muncul tunasnya.

Setelah mendapatkan biji yang siap tanam, langkah selanjutnya adalah menyiapkan media tanam. Labu siam tidak terlalu rewel soal tanah. Tanah biasa yang gembur dan cukup subur sudah memadai. Saya menggali lubang kecil di tanah, tidak terlalu dalam, hanya sekitar 10-15 sentimeter. Kemudian, biji labu siam dengan tunasnya diletakkan miring di dalam lubang, lalu ditutup kembali dengan tanah. Pastikan tunas menghadap ke atas agar mudah tumbuh.

Penyiraman menjadi rutinitas penting berikutnya. Di awal masa tanam, saya menyiram bibit setiap hari, terutama jika cuaca sedang panas. Tanah harus tetap lembap, tapi tidak sampai tergenang air. Kelembapan yang pas akan membantu akar labu siam berkembang dengan baik dan tunasnya tumbuh lebih cepat.

Tidak butuh waktu lama, sekitar satu hingga dua minggu setelah ditanam, tunas labu siam mulai menunjukkan batang kecil yang menjulur. Ini adalah tanda bahwa tanaman mulai tumbuh dengan baik. Batang labu siam yang ramping dan panjang ini akan mulai mencari pegangan untuk merambat. Di sinilah peran penting media rambat diperlukan.

Untuk labu siam, media rambat sangat krusial karena tanaman ini tumbuh merambat. Tanpa media rambat yang kuat, batang labu siam akan menjalar di tanah dan buahnya bisa kotor atau bahkan membusuk. Saya memilih membuat paranggong sebagai media rambatnya. Paranggong adalah semacam teralis atau anyaman dari bambu sederhana yang bisa menopang tanaman merambat.

Pembuatan paranggong ini pun tidak perlu bahan yang mahal atau rumit. Saya menggunakan bambu-bambu bekas yang ada di sekitar rumah. Bambu dipotong sesuai ukuran yang dibutuhkan, lalu dirangkai menjadi struktur yang kokoh. Bentuk paranggong bisa disesuaikan dengan ketersediaan lahan dan preferensi. Ada yang berbentuk seperti pagar, ada juga yang dibuat melengkung seperti terowongan kecil.

Saya membuat paranggong berbentuk tegak lurus, seperti tiang-tiang yang dihubungkan dengan palang horizontal. Tujuannya agar labu siam bisa menjalar ke atas dengan leluasa. Batang labu siam yang baru tumbuh saya arahkan perlahan ke paranggong. Dalam waktu singkat, sulur-sulurnya akan melilit batang-batang bambu dan mulai merambat tinggi.

Seiring berjalannya waktu, tanaman labu siam tumbuh semakin subur. Daun-daunnya yang lebar dan hijau menutupi hampir seluruh permukaan paranggong, membentuk kanopi alami yang rindang. Selain menyiram secara teratur, saya juga sesekali memberikan pupuk kompos atau pupuk organik cair untuk memastikan nutrisi tanaman terpenuhi. Ini penting agar buah yang dihasilkan berkualitas baik.

Kurang lebih tiga bulan setelah tanam, bunga-bunga labu siam mulai bermunculan. Bunga betina dan jantan terlihat berbeda. Bunga jantan biasanya berkelompok, sementara bunga betina lebih soliter dan memiliki bakal buah di bagian bawahnya. Kehadiran serangga penyerbuk seperti lebah juga sangat membantu proses pembuahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun