Program Pemeriksaan Kesehatan Gratis (PKG) di Kota Bandung, yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dan mencegah penyakit sejak dini, masih belum sepenuhnya diminati oleh warga. Pada hari Selasa, 11 Februari 2025, (dirilis dari Kompas.com), sejumlah puskesmas di Kota Bandung mencatat jumlah peserta PKG yang masih rendah, rata-rata di bawah 10 orang per puskesmas.
Sepi Peminat
Fenomena sepinya peminat Program Pemeriksaan Kesehatan Gratis (PKG) di Kota Bandung pada hari Selasa, 11 Februari 2025, mengindikasikan adanya permasalahan yang lebih kompleks dari sekadar kurangnya sosialisasi. Beberapa faktor lain yang perlu dianalisis lebih dalam meliputi:
1. Preferensi Masyarakat
Masyarakat mungkin memiliki preferensi terhadap jenis layanan kesehatan lain, seperti pengobatan alternatif atau dokter spesialis. Hal ini perlu diteliti lebih lanjut untuk memahami alasan di balik preferensi tersebut.
2. Pengalaman Negatif
Pengalaman negatif dari masyarakat terhadap layanan kesehatan di puskesmas, seperti waktu tunggu yang lama atau kurang ramahnya petugas, dapat mempengaruhi minat mereka untuk mengikuti PKG.
3. Kurangnya Kepercayaan
Beberapa masyarakat mungkin kurang percaya terhadap efektivitas atau kualitas pemeriksaan kesehatan yang ditawarkan dalam program PKG.
4. Faktor Sosial Ekonomi
Faktor sosial ekonomi juga dapat mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam PKG. Masyarakat dengan tingkat ekonomi rendah mungkin lebih memilih untuk fokus pada pemenuhan kebutuhan dasar daripada mengikuti pemeriksaan kesehatan.