Apa itu cinta? Kalau pertanyaan macam ini Anda ajukan kepada seorang ahli filsafat, yang kebetulan seorang eksistensialis, boleh jadi, inilah jawaban yang mungkin anda terima. Cinta itu sama dengan "kehadiran". "Kehadiran" ini direalisasikan secara istimewa dalam cinta.Â
Di sini, "Aku" dan "Engkau" menjadi taraf "Kita". Kesatuan ontologis yang dicapai Dalam "Kita" melebihi dua orang yang dijumlahkan satu dengan yang lain. "Aku" bukanlah satu bagian dan "Engkau" bagian lain, yang bersama-sama disambung menjadi "Kita". Pada taraf "Kita", "Aku" dan "Engkau" diangkat menjadi satu kesatuan yang tidak mungkin dipisahkan ke dalam dua bagian.Â
Dengan demikian, timbullah "communion", kebersamaan yang Sungguh sungguh komunikatif. "Communion" ini boleh dianggap sebagai "kehadiran" dalam bentuk yang paling sempurna.Â
Sebuah penjelasan yang panjang memang, meski inti jawabannya sebetulnya belum dimulai. Penjelasan di atas baru sekadar prolog, belum menyentuh substansi. Namun, memang bukan soal gambaran cinta seperti yang ada di novel-novel atau di film-film yang hendak saya jelaskan.Â
Saya hendak mengatakan jika Anda ingin mengetahui apa arti cinta, Anda jangan bertanya kepada seorang filsuf atau ahli psikologi karena sekalipun Anda mengajukan bertubi-tubi pertanyaan, Anda tetap saja tidak akan memperoleh jawaban yang memuaskan. Akan lebih baik jika Anda mengalaminya sendiri. Dengan kata lain, Anda harus berpegang pada pengalaman Anda sendiri "Pengalaman cinta" tentunya.Â
Untuk memperoleh pengalaman lain, cobalah sesekali Anda menjauh dari polusi cahaya, polusi lampu-lampu kota, untuk sekadar menikmati sensasi keindahan langit malam di kegelapan. Mulailah arahkan pandangan mata Anda untuk menatap bintang-gemintang di langit sana. Nikmati sensasinya.Â
Seperti pada masa kanak-kanak, hampir semua orang bertanya tanya tentang persoalan kosmologis ketika mereka memandang dan memikirkan luasnya jagat raya. Sampai saat ini pun kita masih bertanya-tanya tentang cahaya, kecepatan, kejadian, energi, pergerakan, juga soal jarak dan waktu.Â
Lalu kita merenung. Ternyata alam semesta memiliki rentangan sejarah teramat panjang. Bintang-bintang terbentuk, berevolusi, melepas energi, dan berubah ukuran. Galaksi-galaksi saling menjauh: alam semesta mengembang.Â
Ketika melihat bintang atau galaksi, yang terlihat oleh kita bukanlah keadaan mereka sekarang, melainkan keadaan mereka saat melepaskan cahaya yang tampak sekarang.Â
Cahaya dari galaksi Andromeda, misalnya, butuh waktu 2.300.000 tahun lamanya untuk mencapai Bumi sehingga Andromeda yang terlihat dari sini sekarang merupakan Andromeda 2.300.000 tahun yang lalu.Â
Pirani & Roche mengukapkan bahwa Jarak yang ditempuh cahaya dalam setahun disebut satu tahun cahaya (tc). Andromeda berjarak 2.300.000 tahun cahaya dari sini.