Mohon tunggu...
Julius Deliawan
Julius Deliawan Mohon Tunggu... Guru - https://www.instagram.com/juliusdeliawan/

Guru yang belajar dan mengajar menulis. Email : juliusdeliawan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pengakuan Seorang Guru yang Ingin Berhenti Mengajar

8 Maret 2023   07:50 Diperbarui: 8 Maret 2023   07:53 522
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber https://pixabay.com/id/illustrations/pria-guru-profesor-papan-tulis-213729/

Saya ingin mulai berhenti mengajar, memberi kesempatan para siswa untuk lebih banyak belajar.

 

Sejak menjadi guru, saya selalu tergoda untuk memberi tahu hal-hal apa yang saya ketahui tentang masa lalu. Karena memang status saya sebagai guru sejarah. Jadi ini soal kompetensi, bukan sedang bicara tentang bagaimana saya terluka atau mungkin melukai para mantan. 

Meski kadang, menyandang status guru sejarah itu tidak mudah. Saat-saat saya semangat, karena menyangkut hal penting. Ada saja tatapan ekspresi tanpa gairah. Kosong, pikirannya menerawang entah kemana. Tetapi saya tidak boleh menyerah. Saya menjelaskan lebih banyak, dan lebih banyak lagi. Jika mungkin tanpa jeda. Karena ini menyangkut nilai-nilai yang perlu mereka pahami. Bukan sekedar menghafal.

Saya ingin para siswa saya mengetahui dan memahami banyak hal tentang negeri ini dari teks-teks wacana yang saya baca. Biar tidak membosankan, saya selingi dengan cerita-cerita tidak jelas yang bisa membuat mereka tertawa. Asumsinya jika fresh, materi akan lebih mudah dicerna.

Namun, semakin kesini. Humor-humor saya tidak lagi lucu. Bahkan tampak asing. Padahal beberapa tahun lalu, cerita yang sama masih bisa membuat seisi kelas tertawa. Saya tersadar, semakin hari, saya semakin berjarak dengan para siswa saya ini. Dunia mereka dan dunia saya semakin berbeda.

Semangat saya mengajar, tidak selalu bisa menghidupkan suasana. Generasi ini, bukan hanya instan, tetapi juga pembosan. Gawai  melatih mereka mengabaikan banyak hal, dan hanya menuju pada apa yang bisa membuat mereka senang. Pilih dan scrool, cari dan terus mencari. Tanpa focus mencari apa yang memang diperlukan. Ada begitu banyak pilihan. Bahkan seringkali membuat mereka justru tak punya pilihan. Bingung.

Dibanding gawai mereka, saya bukanlah apa-apa. Sosok yang tidak mungkin discrool, meski tak lagi menarik. Namun ini pasti berdampak, saya kadang merasa kesepian meski di tengah-tengah mereka. Sendirian bicara tanpa perhatian memadai. 

Saya pikir, inilah saatnya saya mempersiapkan diri untuk berhenti mengajar. Meski saya tahu ini tidak mudah. Karena kebiasaan telah membawa saya pada kenikmatan di zona tersebut. Saya takut kehilangan perhatian dan penghargaan yang membuat saya memiliki eksistensi sebagai seorang guru. Namun pembaca, ini bukan berarti saya benar-benar mengundurkan diri sebagai seorang guru ya. 

Kini saya mulai belajar menjadi seorang pendamping belajar. Memandu sejenak agar nantinya mereka para siswa itu menemukan sendiri apa yang biasanya cukup saya jelaskan. Memang pekerjaan bagi saya menjadi lebih sulit, karena harus mempersiapkan beragam teka-teki agar siswa menemukan sendiri jawabannya. Itulah pengetahuan yang sebelum-sebelumnya cukup saya beritahukan. Menjadi tidak mudah, memang benar, tetapi ini menantang.

Mereka tidak hanya tahu dan hafal sebuah peristiwa, tetapi menggali lebih dalam mengapa dan bagaimana peristiwa itu terjadi. Jika mungkin memproyeksikannya dikehidupan mereka hari ini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun