Mohon tunggu...
Julius Deliawan
Julius Deliawan Mohon Tunggu... Guru - https://www.instagram.com/juliusdeliawan/

Guru yang belajar dan mengajar menulis. Email : juliusdeliawan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Menciptakan Eksistensi Melalui Masturbasi

14 Mei 2020   08:05 Diperbarui: 14 Mei 2020   08:06 302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
lifestyle.kompas.com

Entah apa tujuannya, seorang perempuan di China telah membuat jajaran IKEA repot. Setidaknya mereka dipaksa untuk memperketat pengawasan. Jika tidak mau, hal serupa terulang.

Perempuan yang belum diketahui siapa. Melakukan masturbasi di beberapa bagian toko. Kompas.com  menyebutkan,  tindakan  ini  terekam kamera toko. Tetapi jika melihat gejalanya, ada upaya sengaja agar terekam. Karena dapat dipastikan, ia tahu ada banyak kamera pengawas di sana.  

Tidak hanya di China, di manapun belahan bumi ini, tindakan perempuan tersebut bertentangan dengan norma masyarakat. Bahkan di negara paling liberal sekalipun.

Karena kebebasan, bebas telanjang sekalipun. Memiliki ruang dan waktu yang telah ada dalam tata aturan. Semua ada regulasinya. Bukan dilakukan di ruang dan waktu yang ditentukan oleh kehendak pribadi. Seperti ruang publik, yang tidak dimaksudkan untuk tujuan tersebut.

Anda ingin bebas bertelanjang, ada tempatnya, ada eventnya. Tidak setiap saat dan dimanapun Anda bisa seenaknya telanjang. Begitulah kira-kira.

Revolusi digital. Menghasilkan budaya baru, yaitu pamer. Semua pihak ingin menjadi sumber perhatian. Jika dikaitkan dengan kapitalisme, pada ranah itulah eksistensi diperhitungkan, orang menjadi bermakna. Karena pencapain yang diukur oleh kehadiran follower, subscriber. Penting bagi pencapaian finansial tentu saja.

Saya tidak sedang menuduh, tetapi gejalanya saya lihat demikian. Meski satu dua ada saja yang tidak demikian. Karena sebuah kebutuhan psikologis. Tetapi menurut saya ini minor.

Masturbasi di IKEA, saya cermati adalah bagian dari upaya yang mengarah ke tujuan tersebut. Gejala umum yang kini sedang menjangkiti warga dunia. Pamer, follower, subscriber dan uang.

Revolusi digital, memungkinkan siapapun memiliki akses untuk di akses orang lain. Dulu barangkali dimonopoli oleh pemilik modal, yaitu para pengusaha televisi, majalah, film dan semacamnya.

Tetapi hari ini, semua dapat membangun TV, majalah, film - nya sendiri. Banyak kanal-kanal gratis yang memungkinkan hal tersebut.

Karena semua orang bisa, maka kompetisi menjadi teramat ketat. Untuk bertahan, Anda harus benar-benar memiliki konten spesial. Apapun itu. Bagaimanapun caranya. Padahal, menciptakan konten spesial membutuhkan inovasi, tidak mudah. Karena pasar selalu yang menentukan hasilnya. Bagi sebagian pelakunya, ini pertarungan hidup mati, demi eksistensi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun