Hampir dua puluh tahun jadi guru sejarah, beberapa kali ditanya, "apa sih yang membuat bapak betah?" Jawabannya bisa sangat normatif, klise. Itu tak selalu menggambarkan utuh apa yang dirasakan.
Ada satu hal yang sebenarnya bukan hanya ada ketika menjadi guru sejarah, tetapi sejarah juga memberi banyak ruang bagi hal tersebut, jawabannya, imajinasi!
Sejak kecil, saya menikmati berlama-lama dalam kesendirian. Tempatnya bisa dimana saja. Dalam keterbatasan ruang, pikiran saya mengembara. Dan kembali, biasanya karena hardikan orang tua. "Cepetan mandinya, gantian!" Atau kedatangan teman-teman, karena permainan kurang anggota untuk dimainkan.
Imajinasi, membuat saya tak pernah kehabisan 'alat' untuk dimainkan. Sebagian tereksekusi menjadi gagasan yang saya tuliskan. Sebagian lainnya mewujud menjadi benda-benda yang berserakan di rumah. Meski saya masih jauh untuk dikatakan sebagai seniman.
Belakangan, saya sedang berjibaku dengan barang-barang bekas. Sehingga absen sesaat dari kompasiana. Jadi tidak mandeg dari proses menghidupi dunia imajinasi. Mencoba berinovasi dari hal-hal yang dibuang dan menjadi persoalan lingkungan. Di lain kesempatan, saya akan bagikan apa-apa yang coba saya imajinasikan dan telah saya hasilkan itu.