Awal Berdirinya Majapahit dan Masa Kejayaan Majapahit
Kerajaan Majapahit merupakan kerajaan terbesar di Indonesia yang berdiri sekitar 1293. Kerajaan ini didirikan oleh raja yang bernama Raden Wijaya yang merupakan panglima pada saat Ekspedisi Pamalayu yang dilakukan oleh Raja Kertanegara dari Kerajaan Singosari. Raden Wijaya ini juga merupakan menantu Kertanegara dari anaknya yang bernama Tribuana. Pada saaat Kertanegara terbunuh oleh seorang pemberontak bernama Prabu Jayakatwang dari Kerajaan Kediri.
Raden Wijaya melarikan diri dari kejaran pasukan Jayakatwang dan akhirnya Raden Wijaya memutuskan untuk bersekutu dengan kerajaan Mongol untuk menggulingkan kekuasaan Jayakatwang. Kemudian Raden Wijaya membuat kerajaan baru yang bernama Majapahit  yang berada di sekitar daerah Tarik, Sidoarjo Jawa Timur. Pusat pemerintahan Kerajaan Mojopahit dipindahkan di Trowulan pada tahun 1350.
Kerajaan Majapahit memasuki masa keemasannya pada saat pemerintahan Hayam Wuruk. Hayam Wuruk ini merupakan cucu dari Gayatri. Setelah Gayatri wafat ibu Hayam Wuruk yaitu Ratu Tribuwanatunggadewi menyerahkan tahta kepada anaknya. Hayam Wuruk saat memimpin kerajaan didampingi oleh Mahapatih Gajah Mada. Wilayah kekuasaan Majapahit pada saat pemerintahan Hayam Wuruk seluruh daerah di Jawa Timur dan pulau -- pulau di luar Jawa yang disebut nusantara.
Nilai Ketuhanan Pada Kerjaan Majapahit
Pada masa pemerintahan Raja Hayam Wuruk agama rakyat Majapahit secara keseluruhan adalah agama Hindu. Agama Hindu mempunyai dua sifat khusus Trimurti dan Kitab suci Purana. Adanya Trimurti sebagai kesatuan 3 dewa tertinggi yaitu Brahma adalah Dewa pencipta, Wisnu adalah Dewa pemelihara, dan Siwa adalah Dewa pembinasaan. Kitab suci Purana isinya berbagai macam cerita kuno yang dikumpulkan dari cerita-cerita yang hidup dikalangan rakyat mengenai kehidupan para dewa, tentang penciptaan dunia.
Nilai ketuhanan sudah tercermin dalam kehidupan rakyat Majapahit. Mereka telah menerima adanya kekuatan yang melebihihi manusia dan tak tertandingi. Berdasarkan hal tersebut kita sebagai warga negara haruslah beragama. Setiap agama selalu mengajarkan kebaikan. Dengan mempelajari agama tertentu maka kita mengetahui suatu hal baik ataupun buruk sehingga dalam melakukan kehidupan berbangsa dan bernegara kita akan memikirkannya terlebih dahulu.
Nilai Kemanusian Pada Kerajaan Majapahit
Hayam Wuruk juga memperhatikan kegiatan kebudayaan. Hal ini terbukti dengan banyaknya candi yang didirikan dan kemajuan dalam bidang sastra. Candi-candi peninggalan Majapahit, antara lain Candi Sawentar, Candi Sumberjati, Candi Surawana, Candi Tikus, dan Candi Jabung. Pembuatan candi -- candi tersebut digunakan untuk kegiatan antar warga baik untuk kegiatan musyawarah maupun kegiatan mengenang para raja -- raja sebelumya.
Berdasarkan penjelasan diatas dapat dikatakan bahwa sejak duhulu masyarakat Indonesia sudah mengenal musyawarah. Mereka tidak mementingkan egonya masing -- masing untuk memutuskan sesuatu. Dalam melakukan kepustusan harus berdasarkan kesepakatan bersama. Begitu juga dengan kita saat ini dalam memutuskan sesuatu harus dilakukan musyawarah untuk mencapai mufakat. Selain itu kita sebaiknya selalu mengingat para pendahulu kita karena karena pejuangannya kita dapat hidup dengan nyaman hingga saat ini.
Nilai Persatuan Pada Kerajaan Majapahit