Dalam beberapa tahun ini, kita bisa menyaksikan bagaimana PSSI sering melakukan naturalisasi pemain yang memiliki darah keturunan Indonesia, baik dari ayah, ibu, nenek maupun kakeknya. dan pemain yang sudah lama berkiprah di Indonesia.Â
Sebagai contoh, Christian Gonzalez dan Victor Igbonefo yang merupakan pemain yang sudah berkiprah lama di Indonesia, namun tidak mempunyai darah keturunan Indonesia, tetapi dinaturalisasi PSSI beberapa tahun lalu.Â
Berbeda dengan Stefano Lilipaly dan juga Irfan Bachdim serta beberapa pemain lainnya yang memiliki darah keturunan Indonesia sehingga dilakukan naturalisasi. Itulah sistem naturalisasi di Indonesia selama ini.
Dalam kesempatan ini, saya ingin menguraikan tentang 3 hal yang harus dilakukan PSSI agar mengurangi program naturalisasi.
1. Meningkatkan kualitas pemain
Peningkatan kualitas pemain dapat dilakukan PSSI dengan melibatkan klub-klub di Indonesia. Setiap klub wajib untuk mengontrol pola latihan pemain dan juga mengatur pola makan pemain agar dari sisi fisik bagus dan juga skill yang mumpuni.
2. Mengurangi memakai jasa pemain asing
PSSI harus membuat aturan agar klub tidak fokus memakai jasa pemain asing. Pemain asing ini menjadi lebih bersinar dari pemain Indonesia. Malah, banyak klub-klub membeli pemain asing dan mereka jadi bintang lapangan. Alhasil, mengurangi sedikit kualitas pemain Indonesia. Hal ini harusnya dikurangi dengan aturan dari PSSI. Semua itu demi kebaikan bersama dan masa depan timnas Indonesia.
3. Pembinaan usia dini
Selama ini, yang terlupakan oleh PSSI adalah melakukan pembinaan usia dini. Kita pasti belum melihat secara jelas pembinaan anak usia dini untuk jadi pesepakbola berkualitas di Indonesia. Kita tak pernah mendengar sebuah akademi sepakbola yang dibangun oleh PSSI itu sendiri, sehingga tak terlihat pemain-pemain hebat dari negeri ini.