Pengamat politik Abi Rekso mengajak generasi muda berpolitik secara cerdas dengan akal sehat dan meninggalkan pola-pola lama yang banyak berbicara tanpa landasan yang kuat. Pernyataan itu sekaligus mengkritik atau merespon berita Jokowi Mania (Jo-Man) mengadakan konferensi media terkait evaluasi kinerja kabinet Jokowi-Ma'ruf Amin (Sindonews.com, 7/11).
Dalam hal itu dihimbau agar generasi muda tidak berpolitik demikian. Memberikan kritik maupun masukan tanpa melihat apa sebenarnya kinerja para menteri kabinet Jokowi-Ma'ruf itu benar-benar sangat buruk atau tidak.
Dari himbauan itu dapat kita tarik kesimpulan bahwa generasi muda boleh kritis tapi pakai akal sehat dan cerdas. Jangan asal ceplas-ceplos menuduh maupun menunjuk seseorang tanpa bukti yang valid dan tidak bisa dipertanggungjawabkan.
Sama halnya seperti mengkritik keputusan pemerintah, yaitu UU Omnibus Law Cipta Kerja. Banyak generasi muda kontra dengan UU Omnibus Law tersebut dengan menggunakan sarana demonstrasi. Maka saat menyampaikan pendapat harus dengan jelas, terang dan gamblang serta dibaca terlebih dahulu baru bertindak.
Hal itu penting diperhatikan. Apalagi generasi muda yang sudah memutuskan masuk partai politik dan berpolitik praktis. Harus dipegang teguh berpolitik secara cerdas dan akal sehat.
Jika partai politik tempat si generasi muda berada sebagai oposisi pemerintah misalnya, harusnya kritiknya bisa lebih baik, santun namun tegas. Tidak menciptakan kontroversi, polemik bahkan sesuatu agar dilihat oleh publik secara luas.
Harus diperhatikan juga bahwa berpolitik itu upaya membangun bangsa dan negara. Politik itu ilmu pengetahuan dalam proses menjalankan pemerintahan, pembangunan dalam proses kesejahteraan umum.
Politik itu pada dasarnya untuk kebaikan, namun ada-ada saja oknum memanfaatkan untuk kepentingan pribadi, kekayaan pribadi maupun kesejahteraan pribadi. Itu yang salah besar.
Sebab itulah, generasi muda sebagai tonggak pemersatu dan pencipta kemajuan bagi bangsa dan negara harus memahami bahwa berpolitik itu bukan masalah gampang dan untuk kepentingan pribadi semata. Akan tetapi, berpolitik itu sangat sulit karena mengemban amanat untuk kesejahteraan rakyat dengan menjalankan pemerintahan dan pembangunan secara baik dan benar.
Hindarkan segala kepentingan semata saja karena kepentingan umum lebih luas dan lebih berharga serta lebih bermanfaat buat khalayak ramai atau rakyat.
Kedepannya para generasi muda yang berpolitik harus dididik terlebih dahulu mengenai berpolitik yang cerdas dan menggunakan akal sehat agar tidak ada generasi-generasi muda yang hanya mengutamakan kepentingan pribadi semata.