Pada masa Pandemi Covid-19 atau Corona ini tidak ada ibadah keagamaan, pesta perkawinan dan kerumunan-kerumunan lainnya. Hal itu sesuai dengan Himbauan dan aturan pemerintah.
Tak terlebih juga tokoh gereja baik Katolik maupun Kristen Protestan menganjurkan umatnya untuk ibadah di rumah saja.Â
Begitu juga saya dan keluarga mengadakan ibadah di rumah dengan menyaksikan perayaan Ekaristi melalui live streaming radio dan televisi hampir satu bulan ini.
Untuk kemarin Kamis Putih dan hari ini Jumat Agung, saya bersama keluarga mengikuti perayaan Ekaristi suci melalui live streaming Kompas TV yang dibawa oleh Uskup Keuskupan Agung Jakarta, Mgr. Ignatius Kardinal Suharyo.
Jujur, tidak ada bedanya ibadah di rumah maupun melalui live streaming televisi. Sama-sama khidmat perayaan Jumat Agung ataupun seluruh Perayaan Trihari Suci yakni Kamis Putih, Jumat Agung dan Paskah dimaknai sama.Â
Kristus sang juruselamat terasa kehadirannya dan kami pun merasa sedang berada di dalam gereja seperti biasanya.
Cuma, yang agak berbeda adalah kami tidak bisa menerima Komuni Kudus yang biasanya diberikan Romo atau pastor setiap minggunya atau dalam setiap perayaan Ekaristi.Â
Komuni Kudus yang dimaksud adalah menerima tubuh dan darah Kristus sebagai bentuk pengorbanan Yesus di kayu salib untuk menebus dosa kita manusia. Kita diminta untuk mengingatkan sengsara Yesus dan berbuatlah kebaikan seperti apa yang Yesus ajarkan kepada kita.
Meskipun begitu, tetap ada-ada doa-doa khusus yang disampaikan bagi umat uang tidak menerima Komuni Kudus di rumah.
Oleh karena itu, tetap saja makna, khidmat dan kasih Yesus tetap hadir di dalam rumah meski tidak ke gereja. Terpenting, kita bisa mengikutinya dengan seksama. Mendengarkan homili dari Pastor atau Romo agar pikiran kita tercerahkan dengan Injil yang sudah disampaikan.
Dalam setiap homili Bapa Uskup Ignatius Kardinal Suharyo mendoakan agar virus Corona ini segera berakhir dan kita sama-sama berdoa agar Pandemi ini segera berakhir.Â