Mohon tunggu...
Juan Manullang
Juan Manullang Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Lepas

Alumnus FH Unika ST Thomas Sumut IG: Juandi1193 Youtube: Juandi Manullang

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pertemuan Jokowi dan Prabowo Membuat PA 212 Meninggalkan Prabowo

14 Juli 2019   19:29 Diperbarui: 14 Juli 2019   19:39 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: CNN Indonesia/ Adhi Wicaksono

Begitu mirisnya kabar mengenai PA 212 meninggalkan Prabowo karena pertemuan Jokowi dan Prabowo terwujud. Sebenarnya apa yang PA 212 mau?. Apakah mereka tak sadar bahwa perdamaian diantara kedua tokoh bangsa itu harus dan perdamaian antar pendukung juga harus? Aku sungguh bersedih dan kesal!.

Dilansir dari cnnindonesia.com, "Atas peristiwa pertemuan Prabowo Subianto dan Presiden Jokowi, kami sampaikan selamat tinggal Prabowo Subianto," ujarnya lagi.
Damai menuturkan PA 212 akan tetap berjuang melawan rezim yang menurutnya telah melakukan tindakan suka-suka dalam penegakan hukum. Tindakan suka-suka itu antara lain kriminalisasi dan persekusi ulama dan aktivis.

Kalau saya menilai, biar saja PA 212 tak lagi bersama Prabowo dan tim, emangnya mereka siapa melarang Prabowo dan Jokowi bertemu demi rakyat Indonesia?. Saya malah mempertanyakan, apakah PA 212 tidak ingin perdamaian antar bangsa ini?. Apakah mereka mau pendukung dan relawan Jokowi maupun Prabowo bertengkar, berbeda dan saling berdebat gak jelas atas nama Prabowo dan Jokowi?.

Saya tak habis pikir dengan orang-orang yang ada di PA 212. Untuk hal baik saja mereka menolak, gimana untuk sesuatu yang buruk?. Apa salahnya bertemu?. Apakah karena mereka menganggap kepemimpinan Jokowi yang katanya suka-suka dalam penegakan hukum. Membuat mereka membenci Jokowi?.

Itu hanya pemikiran PA 212 saja, pemikiran bangsa lainnya apakah sama?. Oh, sungguh kutak menyangka PA 212 harus begitu. Untuk perdamaian saja mereka menolak. Karena pertemuan Prabowo dan Jokowi, PA 212 meninggalkan Prabowo dengan alasan yang disebutkan tadi.

Selanjutnya, saya ingin mengatakan begini. Meskipun PA 212 meninggalkan Prabowo, tetap saja Pak Prabowo berjalan dalam pemikirannya sendiri. Tak perlu menghiraukan PA 212. Bertemulah dam berkomunikasilah Pak Prabowo dengan Pak Jokowi mengenai masalah negara dan solusi membangun bangsa dan negara ini. Untuk kebaikan bersama, maka ego atau emosi dan kebencian harus sirna dan punah. Apapun kesalahaan pemerintahan Jokowi-JK waktu lalu, hilangkan dan musnahkan itu untuk kebaikan dan kemajuan Indonesia ini.

Saya senang dengan kenegarawanan Pak Prabowo yang bersedia bertemu Pak Jokowi dan mengucapkan selamat serta makan bersama. Kalau ada pertemuan lainnya yang akan digelar, tentu saya sangat setuju, tetapi jangan minta-minta kursi dan memulangkan Habib Rizieq ya. Rekonsiliasi itu bukan barter politik, tetapi demi kebaikan bangsa.

Terimakasih Pak Prabowo dan Jokowi atas pelajaran berharga kemarin. Bangsa Indonesia sudah tahu bahwa kenegarawanan bapak-bapak sekalian begitu mantap dan menyejukkan kita sebagai sebuah bangsa. Tetaplah jadi oposisi Pak Prabowo agar ada pengkritik, penasehat dan pemberi sinyal bahaya atas kelalaian maupun kesalahan program dan kebijakan pemimpin terpilih.   

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun