Khutbah Jumat Mahasiswa KKN: Meneguhkan Moderasi Beragama di Desa Suka

Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari Kelompok 79, Program Studi Hukum Pidana Islam, M. Abdillah, melaksanakan program kerja berupa khutbah Jumat pada tanggal 08 Agustus 2025. Kegiatan tersebut berlangsung di Desa Suka, Kecamatan Tiga Panah, Kabupaten Karo, dan tepatnya di Masjid At-Tawwabin, diikuti oleh sekitar 40 orang jamaah Laki-laki. Tema khutbah yang disampaikan adalah "Moderasi Umat Beragama".

Dalam khutbahnya, M. Abdillah menekankan bahwa Islam adalah agama rahmatan lil-'alamin yang membawa kedamaian, keadilan, dan keseimbangan. Umat Islam diajak untuk bersikap moderat atau ummatan wasathan (umat pertengahan), sebagaimana termaktub dalam Al-Qur'an surat Al-Baqarah ayat 143. Moderasi dipahami bukan sebagai upaya mencampuradukkan ajaran agama atau mengorbankan prinsip Islam, melainkan cara beragama yang adil, seimbang, serta menjauhi sikap berlebihan.

Khutbah juga mengingatkan bahaya sikap ekstrem dalam beragama, baik yang terlalu keras maupun terlalu longgar. Hal ini ditegaskan melalui sabda Rasulullah SAW dalam hadis riwayat An-Nasai: "Jauhilah sikap berlebih-lebihan dalam beragama, karena yang membinasakan umat sebelum kalian adalah sikap berlebih-lebihan dalam beragama."

Lebih lanjut, jamaah diingatkan untuk menghargai perbedaan dalam hal cabang agama tanpa saling menyalahkan, tidak mudah mengkafirkan orang lain, serta tetap membangun interaksi yang baik dengan pemeluk agama lain tanpa kehilangan prinsip. Menurutnya, sikap moderasi beragama adalah kunci untuk menjaga keharmonisan masyarakat majemuk di Indonesia.

Khutbah ditutup dengan ajakan agar umat Islam senantiasa menjaga persatuan dan kedamaian melalui sikap moderasi. Firman Allah dalam QS. Ar-Ra'd ayat 11 menjadi pengingat penting bahwa perubahan kondisi suatu kaum hanya dapat terwujud jika dimulai dari usaha diri sendiri.

Melalui program kerja ini, mahasiswa KKN Kelompok 79 di Desa Suka berharap dapat memberikan kontribusi nyata kepada masyarakat. Pesan moderasi beragama diharapkan tidak hanya menjadi pengingat bagi jamaah yang hadir, tetapi juga menjadi inspirasi dalam membangun kehidupan berbangsa yang damai, adil, dan penuh keberkahan.