Mohon tunggu...
Nurfauziyah
Nurfauziyah Mohon Tunggu... Foto/Videografer - ziyah

early childhood islamic education

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pengaruh "Gawai" pada Perkembangan Bahasa Anak

22 Maret 2019   02:17 Diperbarui: 22 Maret 2019   02:55 508
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Bisa diperhatikan sekeliling kita betapa teknologi sangat marak dan berpengaruh terhadap perkembangan zaman, bukan hanya dari kalangan orang dewasa dan remaja saja, bahkan cukup banyak orang tua yang mudah memberikan gawai, tablet, handphone dan sejenisnya kepada anaknya. Dengan alasan biasanya untuk memberi hiburan pada anak agar sang anak hanya akan duduk sambil bermain atau menonton. 

Pengaruh gawai bisa sangat baik terhadap kemampuan kognitif anak. dibandingkan membaca atau melihat gambar pada buku, anak-anak lebih tertarik dengan gambar-gambar yang bergerak dan bersuara. 

Bermain gawai sebenarnya tidak membahayakan asal dengan porsi yang tepat, seperti rekomendasi para ahli yaitu 1 jam per hari untuk anak usia 2-5 tahun, namun jika penggunaan gawai secara terus menerus hingga melebihi porsi, dapat mengakibatkan kecanduan gawai pada anak. 

Kecanduan pada gawai biasanya menyebabkan anak cenderung malas untuk beraktivitas dan tidak peka dengan lingkungannya sehingga dapat memengaruhi tingkat interaksi dan komunikasi dengan orang sekitar.


Bahasa adalah suatu bentuk komunikasi baik secara lisan, tertulis, maupun tanda yang didasarkan pada sebuah sistem simbol-simbol. bahasa terdiri dari kata-kata yang digunakan oleh suatu komunitas dan aturan untuk memvariasikan dan menggabungkannya. betapa pentingnya bahasa bagi kehidupan sehari-hari. 

Penelitian yang di lakukan oleh Chaterine Birken, seorang dokter anak mengemukakan adanya hubungan antara penggunaan gawai dengan kemampuan bicara anak, Chaterine menemukan bahwa setiap tambahan 30 menit waktu yang digunakan untuk bermain gawai dapat meningkatkan resiko terlambat bicara hingga 40 persen.

Dikatakan anak terlambat bicara apabila tingkat perkembangan bicara berada dibawah tingkat kualitas perkembangan bicara anak yang umurnya sama, yang dapat diketahui dari ketepatan penggunaan kata.

Menurut Papalia anak yang terlambat bicara adalah anak yang pada usia 2 tahun memiliki kecenderungan salah dalam menyebutkan kata, kemudian memiliki perbendaharaan(jumlah) yang buruk pada usia 3 tahun, atau juga memilikikesulitan dalam menamai objek pada usia 5 tahun. 

Dengan begitu jika anak tidak mengekspresikan perasaan mereka lewat kata-kata, mereka akan cenderung menggunakan gerakan tubuhnya, atau untuk menarik perhatian dari orang disekitarnya kadang mengucapkannya dengan keras atau lantang agar dapat perhatian dari orang yang dituju,. Dengan kata lain anak-anak akan terlihat tidak mampu mengontrol emosi.


Selain itu, keterlambatan bicara bisa mempengaruhi akademis anak, misalnya anak jadi sulit untuk membaca dan menulis dikarenakan pada saat anak membuka gadget anak cenderung melihat gambarnya.


Apabila orang tua tidak member stimulus untuk berkomunikasi dengan anak dan penggunaan gadget tanpa di dampingi oleh orang tua maka kemungkinan besar anak akan mengalami keterlambatan bicara. Maka dari itu orang tua harus sering mengajak interaksi langsung dengan anak, selalu melakukan pengawasan dan membatasi waktu bermain gawai pada anak, agar anak tidak memiliki rasa kecanduan pada gawai.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun