Di bawah temaram lampu trotoar, seorang perempuan usia 15 tahunan tertunduk lesu
sambil mencorat-coret buku komik yang ada di bawahnya, dengan menggunakan isi cutter
yang sudah berkarat, agak sadis memang. Anak itu sedang dilanda masalah yang teramat
besar. Kedua orang tuanya bercerai, tidak tahu ke mana rimbanya. Kakeknya barusan
meninggal dunia karena sakit komplikasi, sekolah telah mengeluarkannya karena sudah
jarang masuk. Sekarang ia menemani neneknya yang tua renta tergolek sakit-sakitan di
ranjang bambu. Akhirnya ia menggelandang ke mana-mana dan jadilah ia dicap sebagai anak
jalanan, menggantungkan hidupnya dengan mengamen di perempatan, makan dari tong
sampah restoran dan mandipun hanya seminggu sekali dan itu pun jika sempat.
Tak tahu kenapa, tiba-tiba anak itu menjerit, berhenti, kemudian terisak menangis
ketika teringat serentetan cobaan yang telah dialaminya. Berjalan tak tentu arah, kadang