Mohon tunggu...
Jane Papilaya
Jane Papilaya Mohon Tunggu... -

"Keep your mind as bright & clear as the vast sky, the great ocean & the highest peak, empty of all thoughts."

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Provokasi RMS Tentang Seminar di Ambon Adalah Kejahatan

30 Juli 2014   20:52 Diperbarui: 18 Juni 2015   04:50 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14067026711901818437

Ketika seorang mantan senator Belanda warga keturunan Maluku, Sam Pormes menulis surat kepada tiga rektor universitas di Ambon pada pertengahan Juli lalu untuk menghentikan kerjasamanya dengan pihak Pemerintah RMS terkait penyelenggaraan seminar “Beta Maluku, Mau Madju” yang akan digelar pada awal Agustus mendatang, maka reaksi yang timbul justru menggungkapkan bahwa ketiga universitas seperti UNPATTI, UKIM dan IAIN Ambon membantah dengan tegas adanya kerjasama tersebut.

Hasbollah Toisuta, M.Ag (Rektor Institut Agama Islam Negeri Ambon) membantah keras bahwa pihaknya telah menjalin kerjasama dengan separatis untuk menggelar seminar di Ambon, “Beta mau pertegas kalau itu, informasi sampah. IAIN tidak punya agenda seminar dengan yang namanya separatis,” tegas Toisuta saat menjawab Kabar Timur, via pesan singkat.

Sementara rekannya sesama rektor dari Universitas Pattimura Profesor Dr. Thomas Pentury juga melontarkan bantahannya, "Tidak ada kerja sama. Kami tidak pernah menandatangani apapun. Bagaimana anda bisa mengatur seminar jika agenda, pembicara dan kegiatannya tidak diketahui. Informasi seperti ini telah memenuhi syarat sebagai provokasi.”

Apalagi Gubernur Maluku Said Assagaff sempat memperingatkan warga Maluku agar tidak terprovokasi oleh berita dari Belanda dan mengatakan bahwa seminar “Beta Maluku, Mau Madju” yang rencananya akan digelar tanggal 2-4 Agustus 2014 di Ambon adalah gosip dan fitnah.

Kronologi rencana seminar di Ambon oleh Pemerintah RMS yang disebarluaskan kepada seluruh warga Maluku di Belanda untuk menggalang dana, sebagai berikut :


  1. Tanggal 4 Mei 2013 dilaksanakan program ‘Aksi Kilat €100’. Rencana seminar akan digelar bulan November 2013 (mancatut nama mantan Gubernur Maluku Karel A. Ralahalu dan dibantah keras oleh yang bersangkutan) dan ternyata tidak dilaksanakan dengan alasan jumlah dana yang tergalang belum mencapai €75.000. (Sumber)
  2. Tanggal 24 Desember 2013 dalam pesan Natal dan Tahun Baru Pemerintah RMS menyebutkan rencana seminar di Ambon akan dilangsungkan pada akhir bulan Januari atau awal bulan Februari 2014. Nyatanya seminar tersebut juga tidak terlaksana. (Sumber)
  3. Tanggal 5 Juli 2014 Pemerintah RMS menggelar kegiatan amal untuk seminar “Beta Maluku, Mau Madju” di Rijnhal, Olympus 1, 6832 El Arnhem. (Sumber)

  4. Tanggal 15 Juli 2014 Pemerintah RMS menyebarluaskan pernyataan kepada komunitas masyarakat Maluku di Belanda tentang kerjasama mereka dengan tiga universitas di Maluku dalam rangka kegiatan seminar di Ambon bertema “Beta Maluku, Mau Madju” yang justru menimbulkan reaksi keras dari para rektor ketiga universitas tersebut, begitupun dengan Gubernur Maluku. (Sumber)

  5. Tanggal 25 Juli 2014 Pemerintah RMS mengumumkan pembatalan seminar di Ambon dengan alasan para rektor universitas telah dipanggil oleh pasukan keamanan Indonesia dan timbul kecemasan di dalam kampus dimana ketiga universitas itu terlibat akibat surat Sam Pormes tanggal 17 Juli 2014. (Sumber)

Jika seminar di Ambon akhirnya dibatalkan, bagaimana dengan dana yang berhasil dikumpulkan selama ini oleh Pemerintah RMS di Belanda. Tidak perlu menganalisa secara mendalam, orang awam pun akan melihat adanya modus penipuan yang terencana terhadap komunitas masyarakat Maluku di negeri kincir angin, mereka telah diperdaya oleh pemerintahan John Wattilte selaku Presiden RMS di pengasingan.

Seperti halnya Sam Pormes yang menuliskan pemikirannya dalam akun facebook miliknya, sebagai berikut :

[caption id="attachment_335682" align="aligncenter" width="512" caption="Timeline Sam Pormes tanggal 25 Juli 2014 (https://www.facebook.com/sam.pormes.9)"][/caption]

“Apakah begitu sulit untuk memprediksi kejahatan ini, aku bertanya-tanya. Sebenarnya tidaklah sulit. Yang kalian butuhkan hanyalah pengetahuan dan pemahaman. Mengetahui bahwa sekarang tahun 2014. Dunia adalah kampung global. Dan kalian mengetahui sejarah kalian sendiri. Dalam 63 tahun, telah begitu banyak penggalangan dana yang diorganisir untuk mengelabui. Kalian pikir kalian lebih pintar dari kami padahal kami sudah mengetahuinya, dasar keledai.”

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun