Di era sekarang ini, penyakit jantung tidak hanya menjadi ancaman bagi kelompok lansia saja. Tetapi generasi muda pun semakin rentan terserang penyakit jantung yang diakibatkan oleh gaya hidup yang pasif, konsumsi makanan tinggi gula, dan minimnya aktivitas fisik. Berdasarkan data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) di tahun 2023 menyebutkan bahwa jumlah pasien jantung berdasarkan kelompok usia, pada kelompok usia 25-34 tahun lebih mendominasi dengan jumlah 140.206 orang. Â Dimana angka ini sedikit lebih tinggi dari kelompok usia 15-24 tahun yang mencapai 139.891 orang. Melihat bahwa meningkatnya penyakit jantung pada kelompok usia produktif, sekelompok mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Presiden merancang sebuah kampanye bernama Break Free Run 2025. Kampanye ini bukan sekadar proyek akademik untuk memenuhi nilai mata kuliah, melainkan bentuk aksi para generasi muda dalam menyuarakan pentingnya kesadaran akan gaya hidup sehat sejak dini.
Tercetusnya kampanye ini, di mulai dari sesi diskusi kelas dalam mata kuliah Event & Campaign. Mahasiswa diajak untuk menciptakan sebuah kampanye yang tidak hanya kreatif secara konsep, tetapi juga mampu mengajak masyarakat untuk melakukan aksi. Pertanyaan yang muncul saat itu sederhana namun penting "bagaimana caranya menyampaikan isu kesehatan jantung dengan cara yang menyenangkan, mudah diterima, dan mampu mendorong tindakan nyata di tengah masyarakat?" Jawaban dari pertanyaan tersebut menjadi benih awal terciptanya Break Free Run, sebuah ajakan untuk "break" dari kebiasaan-kebiasaan buruk seperti malas gerak, konsumsi gula berlebih, dan tekanan rutinitas, serta mulai memilih gaya hidup yang lebih aktif dan sehat.
Proses dalam merancang dan melaksanakan acara ini tidak dilakukan hanya dalam waktu semalam saja. Tim mahasiswa memulai langkah awal dalam melakukan riset kecil, membandingkan tren kampanye kesehatan yang digandrungi, serta mencari pendekatan yang relevan dengan generasi milenial dan Gen Z sebagai target utama. Nama Break Free Run dipilih karena mengandung semangat untuk keluar dari zona nyaman dan mulai bergerak, baik secara fisik maupun kesadaran kolektif. Konsep utama berupa fun run dikembangkan menjadi sebuah rangkaian kampanye yang lebih luas, mencakup konten digital, kolaborasi komunitas, hingga aktivasi offline seperti school visit.
Namun, gagasan besar itu tidak semulus itu untuk dilaksanakan. Banyaknya tantangan dari pihak luar serta dalam, telah menjadi alasan bagaimana mahasiswa harus memutar otak mereka untuk menemukan jalan keluar di setiap permasalahan. Mulai dari menyusun proposal dan melakukan pendekatan ke berbagai pihak eksternal. Mengajukan kerja sama kepada pihak sponsor, mencari komunitas untuk di ajak koloborasi, media partner, hingga dokumentasi yang profesional, serta pemahaman mendalam tentang visi acara. Beberapa pihak ragu pada awalnya, mempertanyakan kapasitas mahasiswa dalam menyelenggarakan acara berskala besar. Tapi justru dari sinilah para mahasiswa belajar tentang pentingnya kegigihan, negosiasi, dan bagaimana membangun kepercayaan.
Di balik laya, koordinasi  serta kerja sama tim telah menjadi medan pembelajaran tersendiri. Mahasiswa harus berusaha membagi waktu antara persiapan kampanye dan kewajiban akademik. Setiap divisi dari kreatif, humas, logistik, hingga keuangan bekerja secara bersama namun tetap terintegrasi. Selain itu dinamika seperti perbedaan pendapat, keterbatasan sumber daya manusia, hingga jadwal yang saling bertabrakan telah menjadi hal yang tidak terhindarkan. Namun, semangat dan keyakinan atas kemampuan  untuk menghadirkan kampanye yang bermakna membuat semua proses itu bisa dilalui dengan penuh semangat. Dukungan dosen pembimbing juga menjadi komponen penting yang menjaga semangat dan arah kerja tim tetap konsisten.
Sebagai mahasiswa, pengalaman menyusun dan mengeksekusi Break Free Run 2025 tanpa adanya pengalaman dalam membuat suatu acara lari sebelumnya, telah memberikan pelajaran yang jauh lebih dalam daripada teori di dalam kelas. Teori yang selama ini hanya kami pelajari di kelas dan tercatat dalam buku kami, telah berhasil kami implementasikan di acaran ini. Dari acara ini mahasiswa dapat belajar bagaimana menjadi pemimpin, pengambil keputusan, dan bagian dari masyarakat yang peduli. Namun semua itu telah dibayar lunas dengan melihat bagaimana antusiasme masyarakat yang hadir di acara puncak. Menjadi kebanggaan sendiri bagi mahasiwa ketika melihat peserta dari berbagai usia ikut berlari, tersenyum, dan terinspirasi oleh semangat yang kampanye ini bawa.
Acara ini lebih dari sekadar tugas kuliah yang harus kami jalani, tetapi telah menjadi panggung pembelajaran yang sesungguhnya tentang bagaimana sebuah ide bisa menjadi gerakan, tentang bagaimana komunikasi bisa menciptakan perubahan, dan tentang bagaimana generasi muda bisa memainkan peran penting dalam membangun budaya hidup sehat di Indonesia. Hasil kerja keras semua tim akhirnya dibayar lunas dengan hadirnya Break Free Run 2025.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI