Mohon tunggu...
Jovan.A.R.
Jovan.A.R. Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Sejarah UI

Anak Tangerang Selatan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Teh Lebih Kental dari Darah: Api Revolusi di Boston

28 November 2021   12:30 Diperbarui: 7 Januari 2022   16:33 333
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Peristiwa Boston Tea Party (Sumber: fineartamerica)

         Pada tahun 1602, rombongan dari Inggris tiba di daratan di benua Amerika Utara untuk mencari jalan kehidupan yang baru. Sesampainya di sana, mereka membentuk koloni yang diberi nama Jamestown, namun kehidupan mereka tidaklah mudah. Banyak yang mati dan meninggalkan tempat itu karena alam yang begitu keras atau serangan dari penduduk Indian (Kelompok pribumi benua Amerika). Jamestown mencapai titik terang ketika seseorang bernama John Smith menjadi pemimpin. Ia mampu mengubah Jamestown dari "neraka" menjadi salah satu "tambang emas" bagi Inggris. Sejak saat itu, koloni di Amerika Utara mulai berkembang dan muncul kota-kota besar seperti Boston dan Philladelphia. Banyak orang-orang dari Eropa bermigrasi ke Amerika untuk menjalani kehidupan baru. Namun seiring waktu, rakyat koloni Inggris di Amerika mulai tidak puas terhadap Inggris.

       Hal yang melambangkan kekecewaan rakyat koloni kepada Inggris adalah slogan No Taxation Without Representation. Slogan ini popular pada tahun 1760-an. Sekalipun Inggris menang dalam Perang Tujuh Tahun (1756-1763), Inggris mengalami kerugian dalam segi keuangan. Untuk menstabilkan keuangan negara, Inggris menerapkan pajak yang tinggi kepada rakyat koloni. Contoh kebijakan pajak yang dikeluarkan Inggris adalah Stamp Act (Pajak Kertas) dan Townshend Act (Pajak Impor). Rakyat koloni tidak puas dengan kebijakan sebab mereka tidak punya perwakilan di parlementer Inggris. Di kata lain, Inggris mengeluarkan kebijakan tanpa persetujuan rakyat koloni. Jika diumpamakan, Inggris dan Amerika adalah teman satu kos. Inggris selalu mengadakan pesta besar di tempat mereka tinggal, namun Inggris tidak meminta izin dari teman sekosnya, Amerika dan setelah pesta selesai, Inggris menyuruh Amerika untuk membereskan tempat kos yang sudah pasti berantakan. Oleh karena protes dari berbagai pihak, Inggris mencabut kebijakan-kebijakan pajak yang sebelumnya disahkan, kecuali satu kebijakan, yaitu kebijakan pajak impor teh (Tea Act). Alasan Inggris tidak menghapus pajak teh adalah untuk membantu keuangan Perusahaan East India Company (Perusahaan Hindia Timur Britania). Tea Act memberikan hak monopoli komoditi teh di Amerika kepada Perusahaan East India Company.

         Ada dua permasalahan dengan diberlakukannya Tea Act. Pertama, teh adalah minuman yang diminati oleh penduduk koloni sehingga Tea Act dianggap mengganggu kebutuhan mereka. Kedua, Tea Act juga merugikan Inggris sebab penduduk koloni mulai mencari opsi yang lebih murah, yaitu membeli teh dari orang Belanda, walaupun ilegal. Selain itu, ada juga gerakan memboikot teh dari Inggris. Suasana politik diperkeruh dengan tindakan Inggris yang bersifat koersif dalam menegakan ketertiban sehingga rakyat koloni menjadi semakin tidak suka kepada Inggris. Puncak rasa ketidaksukaan terhadap Inggris terjadi pada tanggal 16 Desember 1773 atau tanggal ketika Boston Tea Party terjadi.

       Pada masa itu, bisa dikatakan kalau Boston adalah salah basis anti Inggris di Amerika. Posisi Boston sebagai kota Pelabuhan menyebabkan perdagangan teh illegal dengan pedagang Belanda marak terjadi. Selain itu, penduduk kota Boston memiliki memori yang kelam dengan Inggris karena peristiwa Boston Massacre di tahun 1770. Pada tanggal 17 Desember 1773, kerumunan rakyat Boston melakukan protes di pelabuhan. Di saat yang sama, 60 penduduk koloni membajak tiga kapal dagang yang mengangkut kargo berisi teh dan membuangnya ke lautan. Terdapat 342 kotak teh yang terbuang di lautan.

      Fakta unik yang tak mungkin dilewatkan ketika membahas peristiwa Boston Tea Party adalah 60 orang yang membuang kargo teh berpakaian seperti orang Indian. Makna dari pakaian orang Indian adalah pemberontakan melawan Inggris karena mereka sudah tidak merasa bagian dari Inggris. Ada juga yang berpendapat kalau pakaian Indian berfungsi untuk menyembunyikan jejak supaya orang Indian disalahkan Inggris jika hal yang terjadi di Pelabuhan Boston ditindak.

       Akibat dari peristiwa Boston Tea Party, Inggris mengirim pasukannya untuk mengisolasi kota Boston. Inggris juga meminta rakyat Boston untuk mengganti rugi komoditi teh yang sudah terbuang ke laut. Boston Tea Party adalah titik awal perang Revolusi Amerika Serikat. Terjadi perubahan sikap rakyat koloni dari yang hanya memprotes kebijakan Inggris menjadi aksi memisahkan diri dari Inggris. Secara kekuatan militer, Inggris lebih unggul dari Amerika, namun negara-negara pesaing Inggris seperti Perancis, Spanyol, dan Belanda membantu Amerika.

       Perang Revolusi Amerika Serikat dimenangkan oleh pihak koloni. Tahun 1776, Negara Amerika Serikat lahir. Dampaknya terasa hingga sekarang. Amerika Serikat berkembang menjadi negara yang sangat berpengaruh dalam peradaban barat. Pada abad ke-20, Amerika Serikat mendapatkan status sebagai negara adikuasa. Bagi Inggris, merdekanya koloni mereka di benua Amerika mendorong mereka untuk berfokus ke koloni Inggris yang lain seperti Australia. Perancis, negara yang membantu Amerika Serikat dalam perang, mengalami krisis ekonomi karena perang serta kondisi negara yang kacau mendorong terjadinya Revolusi Perancis pada tahun 1789.

      Jadi, teh bukanlah alasan utama dari berdirinya negara Amerika Serikat, namun teh berperan besar dalam membangun rasa nasionalisme penduduk Amerika Serikat sekaligus mengubah warna politik di arah sejarah dunia.

(Ini adalah artikel pertama saya di Kompasiana. Mohon maaf jika ada kesalahan)

                                                                Referensi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun