Mohon tunggu...
Joseph Loemintu
Joseph Loemintu Mohon Tunggu... -

Mulutmu Harimaumu, Penamu Belatimu!! Katakanlah kebenaran meski itu pahit, Kuliti kebohongan meski itu sakit!!

Selanjutnya

Tutup

Politik

Saat Karni Ilyas Harus Minta Maaf

27 Januari 2017   11:48 Diperbarui: 27 Januari 2017   12:13 4020
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Keduapilihan rasional untuk mendapatkan informasi yang faktual akhirnya jatuh pada social media. Alasannya simple, murah, jangkauan luas, bebas,info langsung dari sumbernya dan real time. Tapi lagi-lagi trend inidibaca dengan baik oleh aktor-aktor pemilik kepentingan. Sudah bisa ditebakakhirnya kepolosan social media pun ternodai oleh masuknya cyber-cyberArmy yang bertugas membentuk opini dan membangun persepsi di kalangan khalayak ramai. 

Keampuhan sosmed bukan hanya isapan jempol bayi, tapi sudah terbukti secara empiris. Sebagai contoh presiden ke-7 RI Ir. Joko Widodo diakui atau tidak,jujur atau tidak berhutang budi pada sosmed. Melalui JASMEV (Jokowi AhokSocial Media Volunteer) yang didirikan pada 12 Agustus 2012 berhasilmengantarkannya jadi orang nomor satu di Indonesia. Dari pengusaha meubel danWalikota Solo yang tidak dikenal, dengan cukup 2 issue yang di screenshoot yaitu mobil Esemka dan Blusukan akhirnya mencuat bak meteor di malam hari dan membuat sinar bintang-bintang lain di langit jadi redup dan kabur. Sebagai apresiasi akhirnya relawan Jasmev mendapat kesempatan bertemu langsung dengan Joko Widodo dan mendapat sertifikat electronic yang berisi nama asli relawan dikirim by email dan bisa dicetak sendiri-sendiri. Sungguh strategy yang cantik dan cerdas. Salutt...!!! 

Bahkan akhir-akhir ini ulah netizen sungguhlah brutal, muncul yang namanya fitnah, hoax, yang menyebar gak karu-karuan merajalela. Bukan hanya satu kelompok saja yang menjadi korban, tapi dua kubu yang saling berhadapan juga mengklaim menjadi yang paling dirugikan. Pada edisi ILC edisi “Hoax VersusKebebasan Berpendapat” yang tayang 17 Januari 2017, ketiga timses paslon pilgub DKI 2017 yang diundang saling klaim sebagai korban. Terus siapa pelakunya?? 

Meskipun masih banyak yang percaya pada sosmed lambat tapi pasti berita basi yang takterklarifikasi akan menjadi racun yang membunuh kepolosan sosmed itu sendiri. Dan akhirnya mengantar ke liang kubur bersama sejuta kisah suksesnya. Bukan sosmed-nya yang mati, tapi kepercayaan kepadanya yang akan berakhir. Bullshit…

Ketiga, saat dua saluran informasi (media mainstream dan social media) sudah tidak bisa menghadirkan informasi yang faktualdan adil, sedangkan keberadaannya tidak bisa dinafikan, maka orang akan orang menjadi lebih cerdas dan awas dalam mengambil berita, tidak langsung ditelan tapi dikunyah-kunyah dahulu. Di klarifikasi dulu atau ditabayunkan dulu. Hmm efek tambah cerdas..!!

Sehingga masyarakat sekarang lebih suka mempercayai informasi yang sifatnya 2 arah langsung dari sumber yang kompeten dan live secara utuh. Nah.. disinilah informasi dalam format diskusi yang adil yang menghadirkan pihak yang pro dan kontra sangat ingin ditonton semua pihak. Dan ILC sebagai tayangan news talkshow hadir bak oase ditengah gurun kerontang yang menyegarkan dahaga akan informasi yang jujur. Berbeda dengan format berita searah yang kadang bias dan tak jarang rekaman hasil liputan pun dipotong demi mengarahkan opini sesuai keinginannya.

*****

Saya yakin pembatalan 2 episode ILC yang ditunggu-tunggu tersebut sebab tekanan kekuatan besar ya sedang panik. Kekuatan yang memonopoli kebenaran. KEKUATAN YANG TAKUT BILA AKHIRNYA KEBENARANTERKUAK. Seperti logika orang yang berdusta supaya dia selamat cara menutupnya adalah dengan dusta pula. Dan itu akan terus berantai tiada ujung. Lho kok saya mengatakan berdusta?? Sebab bila tidak berdusta mengapa harus takut bila ada masyarakat yang hendak menggali kembali kebenaran yang telah menjadi barang langka bak harta karun.

Maka tidak salah bila “Saat Karni Ilyas Harus Minta Maaf” (sebagaimana judul dari atikel ini) atas pembatalan ILCyang kadung diharapkan oleh jutaan penggemarnya. “Selamat tinggal era natural selamat datang era make over, cara menghormati badut adalah dengan menertawakannya”

Salam Sejahtera!!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun