Mohon tunggu...
Joseph Hans Setiawan Iskandar
Joseph Hans Setiawan Iskandar Mohon Tunggu... Siswa SMA/Juara 2 lomba Electone Fiesta

Murid biasa

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Rahab: Kata Klasik dengan Makna yang Berbeda Dalam Alkitab

28 Agustus 2025   08:53 Diperbarui: 28 Agustus 2025   08:51 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://bincangsyariah.com/kolom/hukum-mengafani-jenazah-dengan-kain-kafan-yang-dijahit/

Salah satu kata yang cukup jarang dipahami secara luas namun memiliki kegunaan spesifik adalah "rahab."

Dalam bahasa Indonesia, terdapat banyak kata yang memiliki makna khusus dan mendalam, terutama dalam konteks tertentu, seperti upacara pemakaman atau urusan kematian. Salah satu kata yang mungkin kurang dikenal secara luas namun memiliki fungsi penting adalah "rahab." Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), rahab adalah istilah untuk penutup jasad, yaitu kain yang digunakan untuk membungkus jenazah sebelum dimakamkan. Artikel ini akan mengupas secara lengkap arti kata rahab, penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari, serta relevansinya dalam budaya dan adat istiadat di Indonesia.

Menurut KBBI, "rahab" diartikan sebagai kain penutup jasad, yakni lapisan kain yang digunakan untuk membungkus jenazah. Meski tidak sepopuler istilah kafan, rahab memiliki peran penting dalam ritual pemakaman dan penghormatan terakhir bagi orang yang telah meninggal dunia. Di beberapa daerah di Indonesia, istilah rahab ini merujuk pada kain yang membungkus mayat guna menjaga kesucian jasad sekaligus mempermudah proses penguburan.

Dalam Alkitab, kata Rahab memiliki arti yang berbeda. Rahab dalam Alkitab adalah seorang perempuan dari kota Yerikho yang membantu menyembunyikan dua pengintai Israel sebelum penaklukan kota tersebut oleh bangsa Israel. Karena keberaniannya melindungi pengintai dan imannya kepada Allah Israel, Rahab dan keluarganya diselamatkan ketika Yerikho ditaklukkan. Ini adalah hasil yang akan diberikan oleh google jika kita mencari kata "Rahab".

Kata rahab sering muncul dalam konteks adat dan budaya masyarakat yang menjalankan tradisi penguburan dengan membungkus jasad menggunakan kain tertentu. Dalam praktik pemakaman Islam, misalnya, kain rahab memiliki fungsi yang hampir sama dengan kafan, di mana jenazah dibungkus rapat dengan kain putih sebagai simbol kesucian sebelum dishalatkan dan dikuburkan. Begitu pula dalam beberapa tradisi lain yang menggunakan kain khusus untuk menghormati jenazah, rahab menjadi istilah yang tepat untuk menggambarkan kain pembungkus tersebut.

Penggunaan kata rahab memberi nuansa bahasa yang lebih kaya dan beragam, terutama dalam karya sastra, pidato resmi, atau tulisan yang membahas tema kehidupan, kematian, dan nilai-nilai spiritual. Misalnya, dalam puisi atau prosa yang menggambarkan keheningan kematian, kata rahab bisa memberikan sentuhan halus yang mendalam dalam mengungkapkan penutupan dan perpisahan dengan dunia.

Dari sudut pandang kebahasaan, kata rahab menunjukkan betapa kaya dan beragamnya bahasa Indonesia, yang tidak hanya menyebut benda secara sederhana, tetapi juga mampu menyampaikan rasa hormat dan kesakralan. Meski jarang terdengar dalam percakapan sehari-hari, pemahaman terhadap kata ini penting agar kita lebih menghargai bahasa, serta adat dan tradisi bangsa.

Secara simbolis, rahab bukan sekadar kain penutup jasad secara fisik, melainkan juga mewakili batas terakhir kehidupan manusia di dunia --- sebuah simbol peristirahatan terakhir. Pembungkus jasad ini melambangkan penghormatan terakhir, sesuai ajaran berbagai agama dan kepercayaan yang ada di Indonesia.

Kata rahab dalam KBBI sebagai kain penutup jasad adalah contoh kekayaan bahasa Indonesia yang sarat makna budaya. Meskipun jarang digunakan dalam percakapan sehari-hari, kata ini memiliki posisi yang penting dalam ritual kematian, sebagai lambang penghormatan terakhir bagi jenazah. Memahami kata rahab berarti juga memahami budaya dan nilai-nilai yang melekat dalam praktik kematian masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, mengenali dan menghargai kosakata khas ini penting agar warisan bahasa dan tradisi bangsa tetap lestari dan dihargai oleh generasi mendatang.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun