Mohon tunggu...
Joseph Praba
Joseph Praba Mohon Tunggu... profesional -

Joseph Praba, Tinggal di Dusun Pete RT 02/RW 25,Desa Margodadi, Seyegan, Kab. Sleman, DI Yogyakarta. Aktif dijagat seni sebagai seniman pertunjukkan, instalasi, perupa dan juga aktif di pendampingan anak-anak. Email: joseph.praba54@gmail.com HP: 085868527859

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Bermain Seni Bunyi

16 Juni 2011   01:15 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:28 415
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

[caption id="attachment_114463" align="alignleft" width="210" caption="Joseph Praba"] [/caption] Setiap anak dilahirkan dengan bakat dan potensi masing-masing. Kesempatan terbesar untuk menjalani proses belajar mengembangkan bakat dan potensi terjadi pada usia o – 6 tahun.kehilangan kesempatan untuk memperoleh stimulasi yang cukup pada usia ini berarti kehilangan 60 % potensi anak yang tidak dapatdikejar pada usia selanjutnya [irreversible]. Usia 3 – 6 tahun adalah masa inisiatif yang memerlukan dukungan yangkuat dari orang tua dan lingkungan. Dunia anak adalah dunia bermain sehinga belajar sambil bermain dan bermain sambil belajaradalah metode pendidikan yang paling sesuai bagi anak.

Pengembangan fungsi fisik ,kecerdasan otak,emosi dan kepribadian,kebudayaan,ssosial terjadi dengan pesat pada usia ini,sehingga sangat menentukan kualitas anak pada kehidupannya.

SENI BUNYI menjadi tawaran media,karena seni ini pada awalnya diciptakan dengan bermain-main terlebih dahulu. Dan bermain adalah intuisi dasar dari setiap anak. Contoh,anak bermain air di sungai,menyusun bebatuan karang dan pasir ,berteriak di perbukitan,tangkap udang,ikan di laut,semuanya berbasis permainan local. Karena dalam acara bermain simpul-simpul imajinasi,kreasi,pemikiran kritis akan mudah tersulut dan dibangkitkan.

tulisan yang sangat sederhana ini diharapkan bisa membantu bagi guru-guru tk, kader kesehatan,pendamping anak,budayawan local,pemerhati pendidikan anak,untuk dijadikan salah satu tuntunan dasar dalam mengembangkan pengetahuan dan wawasan dan pegangan dalam mendampingi anak-anak usia dini.

Semoga tulisan tipis jauh dari sempurna ini dapat membantu para pendamping anak,dalam mengimplementasikan hak-hak anak dalam dunia pendidikan sehari-hari yang basis pengajarannya berazas pada dialektis,partisipatif,egaliter,dan demokratis.

BUNYI SEBAGAI MEDIA EKSPRESI ARTISTIK

Hembusan angin menerpa dedaunan,alurnya menyelnap disela-sela ranting dan dahan,gesekan dedaunan menimbulkan bunyi suara yang khas.diseling bebunyian gemericik air dari pancuran dan menjatuhi bebatuan,betapa perpaduan yang sangat artistic dan menimbulkan suara bunyi yang mentakjubkan.tenangnya air sungai di tepuk dengan kedua telapak tangan,menghasilkan bebunyian yang sangat khas dan aksentuasional.

Ember plastic maupun kaleng bekas,gelas minerall atau gallon,potongan bamboo,pelek motor atau sepeda dan gir rantai,sobekan kertas bekas dan diselingi perpaduan teriakan suara anak-anak,tangisan anak,adalah bebunyian tersebut dibingkai menjadi bangunan kubah kompositoris,akan mendekatkan anak akan kemuliaan sang maha pencipta dan lingkungan alam yang membangkitkan imajinasi anak yang sangat inspiratif sekali.

Bebunyian yang bersumber dari benda padat,cair dan udara setelah dirangkum,diolah akan menghasilan suatu karya ekspresi orisinal,hasil imajinasi dan kreatifitas anak yang dekat dengan alam lingkungan dimana anak dan orang tua hidup,bersama tetangga dan masyarakat local lainnya. Suasanaalam yang divisualkan melaluii bebunyian sumber bunyi ‘nature’ dan material benda fungsi guna[ember,botol,kertas dsb]aka mendekatkan sang anak akan bumi dan seisinya.ekspresi artistic anak adalah curahan perasaan keindahan anak yang terbebas dari nilai-nilai keindahan orang dewasa,dan ini dimungkinkan bila ekspresi keindahan anak tidak disejajarkan dengan ekspresi kaidah manusia dewasayang menjurus ke teori baku.

Bunyi sebagai media ekspresi disini diharapkan dapat mendekatkan anak-anak kita pada suasana yang asli,yaitu:persawahan,pepohonan,sungai,burung-burung dan binatang lainnya.kecintaan anak pada bumi semesta dan seisinya bisa terbangkitkan adanya pendekatan anak kepada dunia flora dan fauna.ekspresi bunyi yang responsive akan membawa anak kea rah percaya akan kemampuannya untuk berdialog pada sesame teman bermainnya,mengkomunikasikan ide gagasannya secara cerdas dan mandiri.

Anak-anak yang saling berdialog,baik melalui bunyi,kata /suara,melambaikan tangan,merespon bermacam-macam instrument benda,adalah pernyataan ‘bunyi’[suara hati yang dalam]tanpa adanya intervensi dari orang dewasa.seni pada dasarnya tak lepas dari pengaruh suasana bermain-main.

MENGENAL KARAKTER BUNYI ALAM;

ANAK-ANAK PERLU DIAJAK BERKELILING disekitar lingkungan dimana orang tua tinggal.kebun,persawahan,jalan pedesaan, sesepuh desa,masing-masing dikenalkan pada anak.pendamping sangat perlu untuk mencoba untuk berkomunikasi,mendongeng dan mendengar pendapat anak-anak tentang pengalaman disaat berkeliling di desa.juga bagaimana pendaatnya tentang saat berkenalan dengan sesepuh desa,dan bagaimana pendapatnya tentang materi pendampingan dan begitu juga sebaliknya.,tentang suasana pedesaan dan lingkungan dimana pendamping dan anak berkeliling di sekitar desa.

Materi Studi Pertama:

dari proses penggalian penyadaran anak pada lingkungan,bisa disisipi beberapa pertanyaan dari pendamping:contoh,

üsiapa yang bisa menirukan bunyi suara burung

üjuga, bagaimana bunyi suara angin,hujan,gesekan dedaunan dan suara bunyi burung berjalan.

übagaimana bunyi pohon di tebang

übagaimana bunyi bebatuan yang di pukul atau yang bertubrukan di sungai

übagaimana bunyi air yang di dulang dengan menggunakan kedua tapak tangan.

Diusahakan pendamping tidak mempengaruhi anak-anak dalam mengeksplore suara burung tersebut.pendamping bisa meluruskan dalam arena bermain bila keadaan sangat pantas untuk pendamping masuk dan meluruskan situasi,dengan mempersilahkan anak-anak untuk mengulangi dalam berkonsentrasi mendengarkan suara-suara alam.dalam suasana bermain,pendamping bisa menambah material bebunyian,supaya sang anak tidak jemu dan bosan.

MATERI STUDI KE DUA.

BAGAIMANA ANAK BERCERITA TENTANG KEINDAHAN ALAM DAN LINGKUNGANNYA DIMANA IA TINGGAL BERSAMA ORANG TUA.rusaknya hutan akibat pembakaran liar,kota tergenang banjir,burungdan binatang terbunuh oleh penembak liar,ramainya jalan dan pertokoan dan sebagainya.

Bagaimana mengupayakan sang anak untuk bisa berkonsentrasi dan mengeksplorasi lingkungannya tanpa ada perasaan terpaksa,tan harus mengurangi suasana kebebasannya dalam suasana bermain-main:yaitu

Pendamping harus bisa menunjukkan pada sang anak bahwa ia adalah benar-benar sangat menyayangi dan mencintainya.pendamping membuka tutur katanya dengan lembut bersahabat,tidak berkesan menggurui.ciptakan suasana dialogis dengan tenang,damai,hening.proses belajar konsentrasi adalah bagian proses belajar yang penting dalam menghargai sesamanya.proses dialogis di dalam pengembararaan imajinasi yang kreatif diharapkan muncul pada anak sebagai gambaran proses eksplorasi anak yang cerdas pada ruang semesta ini.

MATERI STUDI KE TIGA

MATERIAL SUMBER BUNYI OLEH PENDAMPING BISA DITAMBAH DAN DIKEMBANGKAN.Misalkan pada awalnya bisa di ruang terbuka dan luas.dari pengalaman-pengalaman dan dialog yang cukup intens antara pendaping dan anak-anak dan juga suasana perkampungan dan lingkungan masing-masing anak tinggal.,diharapkan sang anak bisa bercerita dan menceritakan kembali sebuah pengalamannya masing-masing.setelah adanya pemahaman tentang suara-suara bebunyian ,maka mengnjak pada tahap selanjutnya,perlu dipersiapkan peralatan untuk praktek bunyi.praktek bebunyian local tidak harus mahal. Materi bunyi bisa didapatkan disekitar lingkungan masingmasing,contoh;sapu lidi,ember rusak,besi,kayu,pralon,kertas botol air mineral,bamboo,ranting pohon,dan sebagainya.

METODE BERMAIN

Dalam membentuk lingkaran,boleh berdiri atau duduk.masing-masing anak memegang peralatan nya.sebagai awal contoh endamping member awalan bunyi,dan selanjutnya ditirukan oleh anak-anak.pendaping membuat irama yang berganti-ganti dan selalu diikuti oleh anak,sampai sang anak mengerti dan hapal.bila terasa didengarkan bebunyian terasa kurang nyaman didengar, biarkan terlebih dahulu,sampai anak bisa mengerti dan menikmati bunyi masingmasing instrument yang dipegangnya.selanjutnya,posisi bentuk bisa diubahubah sesuai kreatifitas pada pendampingnya.

Permainan terus bisa dikembangkan dengan mulai diperkenalkan suara-suara alam baru

Ditambah dengan suara gumam,bersenandung,rengeng-rengeng,teriakan vocal huruf hidup dan mati.selanjutnya bisa ditambah dengan tepukan tangan dan penting dikenalkan perasaan ritme dan irama dengan menggerak-gerakan tubuh dan tangan-kaki.juga bisa menirukan suara dan gerakan binatang.dan yang tak kalah penting,suasana bermain-main sangat perlu di dipelihara dan dijaga.

Dari dasar-dasar inilah bisa ditelaah,dari bermain,anak akan melahirkan ketrampilan,keahlian tangan yang berguna,.dalam proses bermain bermain anak diharapkan menyaradari potensi budaya local,material local,wawasan local,jenius local,kemahiran local bisa dijadikan bekal dan penambahan wawasan yang lebih luas.respon dialogis adalah penyangga proses dialog mempertajam pemikiran yang kritis menuju kesadaran anak

Oleh joseph praba.sleman .jogya.2011

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun