Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

BDR atau PJJ Menyenangkan bagi Siswa dan Orangtuanya, Mungkinkah?

27 Juli 2020   07:14 Diperbarui: 27 Juli 2020   07:26 394
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: lampost.co

"Malam Minggu wonten tugas mboten bu..??"

Malam Minggu yang lalu, saya diWA orang tua siswa. Kalau dibaca sekilas, seperti sebuah pertanyaan iseng. Malam Minggu kok tanya tugas. Entah dari orangtua ataukah siswa itu sendiri. Bisa jadi memang mereka menanti materi dan tugas dari saya. Heee.

Ya... Tanpa terasa tahun ajaran 2020/ 2021 sudah memasuki Minggu ketiga. Pembelajaran masih diwarnai dengan BDR atau PJJ dengan ragam cara atau metode. Tentunya cara atau metode pembelajaran disesuaikan dengan banyak hal. Mulai dari kompetensi guru, kemampuan ekonomi orangtua siswa dan sebagainya.

Di berbagai media, pro kontra terhadap pembelajaran BDR atau PJJ masih terpublikasi. Protes dari orangtua siswa, siswa sendiri, pakar pendidikan, sanggahan dari guru dan masih banyak lagi tulisan atau ulasan yang dilatarbelakangi BDR atau PJJ.

Siswa atau orangtua mengeluh karena tugas pembelajaran banyak, sulit dipahami, sampai keluhan kuota internet atau jaringan internet yang lemot. Bahkan tak memiliki HP. Belum lagi pembatasan waktu laporan tugas pada jam-jam tertentu. Sementara orangtua juga harus ngantor.

Dapat dibayangkan betapa galau si anak ketika guru atau sekolah membatasi pelaporan tugas sampai sore, sementara orangtua baru saja sampai di rumah.

Bisa jadi anak sudah stress atau nangis duluan karena merasa belum mengerjakan tugas. Sedangkan temannya sudah beres melaporkan tugas. 

Stress siswa bukan hanya karena sulitnya materi pelajaran melainkan karena keterlambatan pelaporan tugas karena siswa tidak punya HP. Mereka menunggu sampai orangtua pulang.

Menyikapi berbagai keluhan di sekitar rumah atau pemberitaan di sosmed atau televisi, pada akhirnya saya sendiri harus mengambil langkah yang sekiranya membuat nyaman untuk semua.

Ya... saat tahun ajaran 2020/2021 di depan mata, saya berpikir untuk mendisiplinkan siswa maupun orangtua dalam melaporkan tugasnya. Mengingat jam kerja yang bisa "mblandhang" sampai tengah malam. Bahkan sampai pagi hari berikutnya atau seminggu sesudah tugas diberikan.

Itu yang saya impikan. Namun sekali lagi karena saya mengajar di lingkungan yang kurang memungkinkan untuk itu, maka saya berbalik seratus delapan puluh derajat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun