Marhaban ya, Ramadan.
Tak terasa bulan Ramadan akan segera tiba. Hari-hari di bulan suci ini sungguh membuat kerinduan akan bulan suci dengan segala amalannya segera akan dijalani.Â
Meski dalam masa pandemi covid 19 dan secara umum masjid tak menyelenggarakan kegiatan rutin bulan Ramadan seperti buka bersama, shalat tarawih, tadarus namun semua rutinitas tersebut lebih banyak akan dijalani dan dinikmati di rumah bersama keluarga.
Jalinan kasih sayang antar anggota keluarga dalam menjalani masa pandemi dan bulan Ramadan akan semakin kukuh. Semua tentu dengan komitmen agar semua anggota keluarga selalu sehat. Jadi aktivitas WFH maupun SFH akan terus mewarnai hari-hari di bulan suci.
Tentunya kita juga selalu berikhtiar dan berdoa agar semua diberi kesehatan, kemudahan dan kelancaran menjalankan ibadah di bulan mulia ini.
Saya menuliskan ulang akan materi yang pernah saya dapatkan dalam kegiatan Pengajian Ahad Pagi, pengajian yang diselenggarakan setiap hari Ahad pagi, pukul 06.00 sampai 07.30.
Kegiatan ini untuk sementara waktu ditiadakan oleh panitia. Namun biasanya pengajian ini mendatangkan ustadz dari berbagai daerah di sekitar Jogja-Jateng.
Bulan Ramadan yang penuh berkah dan mulia ini hendaknya kita isi dengan amalan yang baik. Sesuai tuntunan agama. Tentunya amalan ini bisa dilanjutkan setelah bulan Ramadan berlalu.
Ya. Semarak Ramadan yang biasanya disambut dengan antusias hendaknya terus berlanjut di bulan- bulan berikutnya. Semarak rutinitas kegiatan keagamaan tak boleh terhenti pada saat bulan suci Ramadan saja.
Saat bulan Ramadan, umat Islam mendambakan malam lailatur qodar. Segala usaha dilakukan di sepertiga penghujung akhir bulan Ramadan. Akan sangat sia-sia jika usaha meraih lailatur qodar di mana saat itu seluruh dosa akan diampuni, keutamaannya sebanding dengan seribu bulan.
Mengapa amalan bulan Ramadan harus terus dilanjutkan? Hal ini karena bulan Ramadan memiliki banyak keutamaan.