Masa-masa darurat persebaran virus corona membuat para warga deg-degan ketika mau ke luar rumah. Padahal selama di rumah terkadang kehabisan bahan makanan atau cemilan.Â
Menyikapi kondisi itu, di kampung tempat tinggal saya muncul bisnis kecil-kecilan. Bisa dibilang bisnis ini dadakan. Sampai saat ini, sudah dua minggu beroperasi.Â
Seorang warga, bu Dina, yang kesehariannya adalah guru di sebuah TK swasta, memanfaatkan keadaan dengan berjualan gorengan dan aneka lauk yang menunya berbeda setiap harinya. Juga melayani pemesanan susu jahe.Â
Untuk operasionalnya, bisnis bu Dina ini mulai bakda Asar sampai malam hari. Pembeli bisa datang langsung ke rumah penjual tersebut. Terkadang, pembeli pesan dulu lewat WAG kampung. Baru kemudian mereka mengambil sendiri ke lokasi.
Apabila malas melanda karena curahan air dari langit, bu Dina melayani pengantaran menu-menu yang dipesan. Menu diantar dalam kondisi masakan masih panas. Sangat pas dinikmati kala sore hari dan cuaca hujan.
Bisnis dadakan ini cukup menolong warga yang baru malas memasak. Jika dalam hari normal, sebelum wabah corona menyebar, para warga yang malas masak harus membeli di pusat kecamatan yang berjarak 3 km. Cukup jauh.
Semenjak virus corona menghantui warga, dan bu Dina berjualan maka warga tak perlu jauh-jauh ke kota kecamatan.Â
Oh iya untuk harga lauk dan aneka jualan termasuk murah meriah. Kurang dari 5000 setiap menunya.Â
Menu dan harga yang tersedia
Nasi kucing teri 2500
Nasi kucing cuik 2500