Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Setia pada Nomor Kontak, Mengapa?

27 Januari 2020   22:01 Diperbarui: 29 Januari 2020   20:48 945
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi sim card. (sumber: shutterstock)

Pertama, bagi saya, nomor kontak sekian puluh tahun saya jaga bukan karena seseorang. Namun karena saya pasti dibutuhkan orang lain dan akan membutuhkan orang lain juga. Contoh sederhana, apabila saya bekerja di sebuah instansi maka dengan tetap bertahan dengan nomor hp yang sama, saya menghargai teman dan diri saya sendiri.

Suatu saat pun saya membutuhkan berbagai informasi. Informasi saat ini bisa sampai juga lewat pesan WA atau sosmed lainnya. Akan sangat rugi bila saya ganti-ganti nomor kontak. Kalau sering ganti nomor kontak, sudah pasti saya akan ketinggalan informasi jika tidak segera memberitahukan nomor kontak yang baru.

Memang untuk kontak WA jika nomor ganti maka bisa mengklik notifikasi dan terhubunglah dengan nomor baru. Namun bila berhubungan dengan urusan dinas, data yang ada tidaklah tersimpan di phone book, kemungkinan tersimpan dalam data file. Nomor yang tersimpan di file ---soft copy atau hard copy--- itulah yang akan dihubungi dinas.

Saya ingat ketika hp suami hilang dan tidak segera mengganti kartu, dia hanya menuliskan nomor kontak saya dalam data kedinasan. Suatu saat dinas menghubungi nomor saya agar segera mengambil undangan di dinas.

Nah, betapa pentingnya setia pada nomor kontak. Jika saya sering ganti nomor kontak, maka kemungkinan besar suami saya tidak akan tahu undangan kedinasan untuknya.

Kedua. Jika di masyarakat ada yang beranggapan bahwa seseorang yang tidak gonta-ganti nomor kontak adalah pribadi yang kuat. Saya tak akan menyalahkan pandangan itu. 

Orang boleh menilai seperti itu karena sudah pasti manusia punya masalah. Masalah harus dihadapi dan diselesaikan. Penyelesaian bisa dengan berkomunikasi lewat hp kemudian bertemu satu sama lain.

Jika dihubungi saja tidak bisa, bagaimana dia dapat dipercaya? Bagaimana dia kuat menghadapi pro kontra atas dirinya? Ada anggapan pula bahwa sering ganti nomor itu orangnya kekanakan. Kurang dewasa. Selalu memiliki ketakutan dan kekhawatiran. Tidak bisa menghadapi masalah secara dewasa. Penilaian itu tidak bisa dihilangkan begitu saja. 

Misalnya saja orang yang dililit hutang atau baru saja memutuskan sebuah hubungan. Jika yang bersangkutan akhirnya ganti nomor akan dinilai negatif juga. Padahal sebenarnya yang bersangkutan ingin merasakan ketenangan. Baru kemudian akan menyelesaikan urusannya. Akhirnya semua berpulang pada pribadi masing-masing, akan sering ganti nomor kontak ataukah tidak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun