Mohon tunggu...
Zahrotul Mujahidah
Zahrotul Mujahidah Mohon Tunggu... Guru - Jika ada orang yang merasa baik, biarlah aku merasa menjadi manusia yang sebaliknya, agar aku tak terlena dan bisa mawas diri atas keburukanku

Guru SDM Branjang (Juli 2005-April 2022), SDN Karanganom II (Mei 2022-sekarang) Blog: zahrotulmujahidah.blogspot.com, joraazzashifa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Setia pada Nomor Kontak, Mengapa?

27 Januari 2020   22:01 Diperbarui: 29 Januari 2020   20:48 945
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi sim card. (sumber: shutterstock)

"Gimana kabarnya, bu?"

Tiba-tiba muncul pesan WA dari nomor asing sore itu. Dengan ragu Sinta menjawab pesan itu. Bagaimanapun dia harus hati-hati dalam berkomunikasi. Apalagi dia sudah berkeluarga.

"Baik. Alhamdulillah. Maaf, ini siapa ya?" Selang beberapa menit, notifikasi balasan muncul.

"Masak kamu lupa. Kita kan pernah punya kenangan..." Sinta tak menggubris lagi pesan tadi. Akhirnya si pengirim pesan bertanya lagi, 

"Masih setia dengan nomor ini ya..."

**

Dialog di atas merupakan contoh ilustrasi chating antara seorang perempuan yang berhati-hati dalam bersikap. 

Bagi beberapa orang, sikap Sinta terkesan sombong. Namun di balik itu, pastinya kita tidak tahu persis alasan Sinta yang cuek dengan pesan yang masuk. Begitu juga maksud si pengirim pesan.

Kalau saya pribadi mencoba berbaik sangka pada Sinta. Ya karena saya seorang perempuan yang berstatus sebagai ibu dan isteri. Saya memiliki nomor kontak yang sama sejak 2005 sampai saat ini.

Jika saya menjadi Sinta pun kemungkinan besar akan bersikap serupa. Kenapa demikian?

Tidak ganti nomor, alias setia pada nomor kontak memang perlu dijaga. Jangan sampai karena bermasalah dengan seseorang, lalu mengorbankan banyak kepentingan. Artinya, nomor kontak tidak ganti bukan karena tidak move on pada masa lalu. Karena ada beberapa orang yang beranggapan seperti itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun