Sebuah bisikan ke telinga pria, kau diijinkan melakukan satu dari tiga dosa berikut, memperkosa gadis, membunuh, atau mabuk, ayo pilih. Tidak tega dengan dua dosa pertama, sang pria memilih dosa yang ketiga.
Apa yang terjadi?, saat pria ini mabuk, dan melihat seorang gadis rupawan di tempat sepi, hasrat seksualnya menggelegak, lantas menerkam si gadis dan menuntaskan hasratnya, lalu membunuhnya untuk menutupi jejak.
Mabuk, adalah dosa terbesar, karena itu akan membuat kau melakukan serentetan dosa-dosa lainnya, dosa ikutan.
Tetapi, tunggu dulu kawan, pria ini mabuk bukan oleh alkohol, tapi mabuk oleh hal lainnya. Alkohol hanya salah satu dari ribuan hal yang dapat memabukkan. Berpikir bahwa alkohol satu-satunya sumber yang memabukkan adalah pikiran sangat sesat.Â
Maka lebih baik jika kita fokus mencari cara bagaimana agar "tidak ada orang mabuk". Karena belati sering digunakan untuk membunuh, tidak lantas belati harus dilarang, betulkan?
Mabuk adalah ciri-ciri dari sesuatu yang berlebihan. Hasrat yang berlebihan terhadap seks dan keyakinan berlebihan bahwa derajat wanita lebih rendah dari pria, itu yang membuat pria tadi melakukan dua dosa besar, memperkosa dan membunuh. Andaikata pria itu mabuk karena alkohol, jalannya akan sempoyongan, pandangan matanya rabun, bahkan mungkin jatuh tertelungkup tidak bisa bangun, dan tidak berdaya melakukan dosa ikutan.
Mabuk karena alkohol, derajat dosa ikutan yang ditimbulkannya adalah yang paling rendah dibandingkan terhadap dosa ikutan jika orang mabuk karena hal lain selain alkohol. Tak bisa diukur penderitaan yang ditimbulkan oleh orang yang mabuk harta, mabuk wanita, mabuk kekuasaan, mabuk popularitas.
Alkohol itu dua sisi, sama seperti pisau. Tak terbayangkan jumlah kematian karena penyalahgunaan pisau, tak terbayangkan juga kehidupan menjadi seperti apa tanpa kehadiran pisau.
Porsi wajar dari minuman keras, terutama bir dan anggur merah (red wine), dapat menurunkan risiko penyakit jantung hingga 40 persen. Temuan ini dilaporkan oleh sebuah studi tinjauan yang mengamati lebih dari 100 penelitian milik Harvard School of Public Health, seperti dilansir dari Live Strong.
Manfaat minuman keras bagi kesehatan jantung berkaitan dengan kemampuannya meningkatkan kolesterol baik (HDL), menurunkan kolesterol jahat (LDL), dan mengurangi risiko penggumpalan darah yang dapat menyebabkan penyumbatan arteri. Penyumbatan arteri itu sendiri merupakan faktor risiko dari serangan jantung dan stroke.
Berbagai studi menemukan bahwa bir mengandung thiamin dan riboflavin (dua jenis vitamin B), juga kalsium, magnesium, dan selenium yang lebih banyak daripada wine. Para peneliti menduga hal ini disebabkan oleh bahan dasar yang digunakan untuk membuat bir, yaitu jelai atau hops (pucuk pohon cemara).Â