Mohon tunggu...
Jonny Hutahaean
Jonny Hutahaean Mohon Tunggu... Wiraswasta - tinggi badan 178 cm, berat badan 80 kg

Sarjana Strata 1, hobby membaca

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Literasi Rendah, Siapa?

22 Oktober 2020   18:58 Diperbarui: 22 Oktober 2020   19:00 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Kecemasan kita, jika memang kita cemas, adalah fakta bahwa skor Programme for International Student Assessment (PISA) anak remaja kita sangat rendah, peringkat 74 dari 79 peserta, ini peringkat pada tahun 2018. Umum disimpulkan bahwa "kemampuan literasi" remaja kita sangat rendah.

Tapi tunggu dulu, apakah hanya "remaja kita" yang kemampuan literasinya rendah?, atau sebenarnya kemampuan literasi kita semua sebagai satu bangsa memang rendah? Besar kemungkinan yang terakhir ini adalah kenyataan.

Andaikan ada institusi yang mengukur kemampuan literasi semua anggota legislatif di pusat dan di daerah, menurut dugaan anda bagaimana hasilnya?

Saya menduga dan yakin betul dengan dugaan saya, skor mereka jeblok. Banyak sekali bukti yang bisa ditunjukkan. Andaikan kemampuan literasi semua aparat pemerintah diukur, saya menduga dan yakin betul dengan dugaan saya, skor mereka jeblok-jeblokan.

Peringkat rendah ini sudah berlangsung dalam tempo yang lama, bahkan sangat lama. Hal itu berarti bahwa semua yang menjadi anggota legislatif saat ini, semua yang menjadi birokrat saat ini, ketika mereka remaja, mereka juga memiliki kemampuan literasi yang jeblok. 

Itu sebabnya banyak peraturan yang saling bertentangan, saling menihilkan, dan saling tumpang tindih. Itu sebabnya banyak sekali pidato yang sulit dipahami, terlebih saat kampanye. 

Lihat, bagaimana mereka bicara di TV. Mengapa dengan jumlah penduduk seribu kali jumlah penduduk Singapura, jumlah jurnal ilmiah yang kita hasilkan kalah jauh dari Singapura?, ... para peneliti kita juga kemampuan literasinya jeblok dibanding peneliti di Singapura.

Jadi, tolong jangan mereduksi masalah, seolah-olah hanya remaja saja yang kemampuan literasinya jeblok, kemampuan literasi dari kita semua hancur dan jeblok. 

Betul sih ada segelintir yang literasinya bagus, tapi segelintir, dan yang disebut segelintir tidak mungkin menjadi acuan. Jika anda rajin membaca tulisan di media sosial, akan terasa betul kemampuan literasi yang hancur-hancuran ini. Apa komentar anda pada tulisan yang judulnya begini: "Prabowo Melakukan Ini". 

Nah, judul tulisan ini juga menggambarkan kemampuan literasi si penulis yang hancur lebur, ya kan?

Bayangkan saat kampanye, orang yang berkemampuan literasi rendah berpidato di depan pemirsa yang kemampuan literasinya juga rendah. bagaimana ini?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun