Mohon tunggu...
Jonny Hutahaean
Jonny Hutahaean Mohon Tunggu... Wiraswasta - tinggi badan 178 cm, berat badan 80 kg

Sarjana Strata 1, hobby membaca

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Menulis, Kegilaan dan Kesenangan

11 Juni 2018   16:58 Diperbarui: 11 Juni 2018   17:18 328
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Menulis itu mudah, kata sebuah buku, lalu diuraikanlah metode mudah yang dimaksud. Saya coba turuti, bukan kemudahan yang saya dapatkan, tapi malahan kebingungan. Jadi saya simpulkan bahwa menulis tidak mudah.

Anda harus membuat kerangka tulisan sebelum menulis, tetapkan tema utama lalu kumpulkan data pendukung, sertakan buku atau tulisan lain yang menjadi referensi tulisan. Bah, itu berarti untuk selembar tulisan yang hendak saya kirim ke Kompasiana, sebelumnya saya harus mengadakan riset, membaca banyak buku, lalu merancang kerangka tulisan, bah.

Sementara saya tidak pernah merencanakan apa yang akan saya baca. Ketika ingin Donal Bebek, maka aku baca Donal bebek berikut Paman Gober yang pelit itu, dan tiba-tiba rindu Kopinghoo, ya aku baca serial kecil "Seruling Emas" atau "Pendekar Cengeng" dari Kopinghoo. Aku membaca saat ingin membaca entah sedang di manapun, aku membaca apa yang ingin aku baca entah apapun, itu membuat saya senang.

Jadi aku simpulkan, menulis itu tidak mudah, juga tidak sulit, tetapi menyenangkan.

Ketika ada ide tentang sesuatu, aku tuliskan apa saja yang terlintas dipikiranku, sekali lagi apa saja. Saat itu aku tidak peduli salah ketik (banyak), tidak peduli tata bahasa (lebih sering amburadul), tak hirau dengan sekuen (urutan logika, sering terbalik), pokoknya aku bantai key-board untuk mengetik apa yang keluar dari benakku. Dan ini yang paling gila, tiba-tiba saja ada ide lain melintas sekelebat di kepala, aku berpindah menulis ide lain itu, dan itu saya tulis di lembar dan file yang sama lho, peduli amat pokoknya apa yang mengalir keluar aku tumpahkan ke tuts laptop, tak pernah kulihat ke layar monitor, mataku terfokus hanya ke keyboard laptop.

Ternyata metodeku membuat otakku tidak mengalami jeda, dan karena itu bisa mengalir tanpa jeda mengeluarkan apa saja yang ada. Anda tahu, ketika aliran dari otak sudah berhenti, saya lihat ke monitor ternyata saya sudah berada di halaman 10, aku sendiri sering heran, sudah sepuluh halaman?. Tanpa membaca ulang kembali ke halaman satu saya tekan tombol save as, nama filenya "gado-gado", lalu laptop saya matikan, ambil sebatang rokok dan segelas kopi tanpa gula, seruput kopi hembuskan asap, sungguh nikmat kawan.

Seminggu kemudian, bisa juga sebulan kemudian, file "gado-gado" saya buka kembali, saat ada waktu senggang untuk bersantai ditemani segelas kopi pahit dan sebungkus rokok filter. Nah, inilah momen yang menggembirakan dan menyenangkan itu.

Paragaraf pertama tentang sejarah kemerdekaan, topiknya "Agustus 1945 kita merdeka dari apa?" entah bagaimana, belum ada jawaban untuk paragaraf pertama, di paragaraf 3 tiba-tipa topik beralih menjadi tentang ketidaksetujuanku terhadap reaktor nuklir. Di tengah birokrat yang koruptip ini, bagaimana mungkin membangun reaktor nuklir yang menuntut zero defect?  bah ternyata di paragaraf 5 sudah berubah lagi menjadi tentang pilpres 2019, bah, bah, bah..... aku tersenyum sangat bangga dan sangat bahagia atas kelancanganku menabrak kaidah-kaidah menulis yang dikatakan di buku-buku itu.

Ketika aku hitung, dari dua puluh kata "untuk" ada delapan belas yang terketik salah menjadi "utnuk", hahaaaa.....Laptopku ternyata ikut-ikutan menghibur dirinya sendiri, saya ketik "ada ide" dia ubah menjadi "ad aide", aku terpingkal-pingkal dan laptopku ikutan berkedip-kedip senang, mau kusiram kopi?, laptop langsung beralih ke mode screen saver.

Membaca ulang file gado-gadoku ini membuat aku sangat terhibur senang dan bahagia. Kebodohan dan kecerdasan tumpah di file yang sama, juga kemarahan dan kelembutan, dendam dan pengampunan, kemalasan dan semangat berkobar, ketidakberdayaan dan kegigihan, romantisme dan ketidakpedulian. 

Bisakah anda bayangkan sebuah file yang di dalamnya terdapat segala hal tentang emosi dan opini anda?.... itu sangat menyenangkan. Aku mentertawakan diriku sendiri saat menemukan frase kalimat yang bodohnya minta ampun. Di saat lain aku sangat bangga akan diriku sendiri, saat kulihat sebaris kalimat bijak di file gado-gado itu. "Aku tidak akan memilih mati demi membela Tuhan, tapi aku akan memilih hidup di jalan Tuhan", itu contoh sebaris kalimat yang tertulis di file gado-gadoku itu, dan menurut saya itu kalimat sangat filosofis dan bijak. Itu sebuah momen sangat berharga yang tidak terbeli dengan apapun, setara satu ton emas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun