Mohon tunggu...
Jonny Hutahaean
Jonny Hutahaean Mohon Tunggu... Wiraswasta - tinggi badan 178 cm, berat badan 80 kg

Sarjana Strata 1, hobby membaca

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

USBN Tidak Bocor tapi Jebol

5 April 2018   14:45 Diperbarui: 5 April 2018   14:46 662
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

USBN tingkat sekolah Menengah usai sudah, berlanjut ke Ujian Nasional mulai 9 April sampai 12 April 2018. Entah apa perbedaan manfaat USBN dengn UN hanya Tuhan dan Menteri yang tahu. UN yang tidak menentukan apapun terhadap siswa, entah untuk keperluan apa masih harus dipertahankan, hanya Tuhan dan Menteri saja yang tahu.

'1. Kebocoran Soal

USBN tingkat Menengah tahun 2018 bocor di beberapa daerah seperti Jakarta dan Bekasi, itu menurut temuan Ombudsman. Mereka salah besar, soal USBN tidak bocor tetapi jebol, bocor dan jebol dua hal yang berbeda. Tahun ini lebih seru, yang jebol soal dan kuci jawaban sekaligus.

Soal yang jebol bukan tahun 2018 ini saja, beberapa tahun yang lalu jauh lebih parah karena soal sudah diupload ke jaringan dua hari sebelum diujikan, mengerikan sekali. Dan jauh bertahun-tahun sebelumnya jebolnya soal adalah hal yang rutin dan biasa, bahkan sepertinya sudah menjadi keharusan. Lalu, apa artinya berpura-pura seolah-olah kebocoran hanya tahun ini saja?... entahlah, hanya Tuhan dan menteri yang tahu.

Dan respon yang sama terulang lagi, tepat dan persis seperti respon puluhan tahun yang lalu ketika soal bocor. Kita akan menindak tegas, kita akan menyelidiki benang merahnya, dan hasilnya, tahun depan pasti bocor lagi dan lagi dan lagi. Mengapa begitu sulit mencegah kebocoran soal, mengapa begitu susah menegakkan kejujuran di bidang yang sangat membutuhkan kejujuran, mengapa begitu sulit jujur di bidang yang harus dikelola berlandaskan kejujuran, hanya Tuhan dan Menteri yang tahu.

Saya yakin, seminggu ke depan, berita ini akan hilang lenyap disapu ketidakpedulian. Berita temuan ombdusman hanya untuk sekedar menunjukkan bahwa mereka ada dan bekerja, tetapi nihil manfaat ke masa depan pendidikan yang lebih baik. Tiap tahun di masa lalu selalu begitu kok, dan tidak ada perubahan.

'2. Bimbel Kambing Hitam

Andaikan kebutuhan siswa terhadap pelajaran sudah tercukupi selama 8 jam di sekolah, maka kebutuhan terhadap bimbel tidak ada, bimbel mati dengan sendirinya. Bimbel ada karena ada permintaan dan kebutuhan, titik. 

Di Bimbel banyak ditemukan hal-hal yang sangat ganjil, seperti siswa yang nilai bidang studi Fisika di rapor angka sembilan dari sepuluh, tetapi mengkonversi satuan dari centimeter ke meter tidak paham dia, ajaib sekali. Bagi anda yang membenci kehadiran Bimbel, turun dan lihatlah realitas, jangan bercokol terus di menara gading keangkuhanmu itu.

Andaikan 8 jam sehari di sekolah dimanfaatkan efektif untuk mengarahkan, memotivasi, mengajari, membimbing, mendorong, membantu, dan melatih siswa, delapan jam itu sangat cukup. Siswa waktu yang lain adalah untuk mengulang pelajaran, mengerjakan tugas dari sekolah, bermain dengan teman sejawat, bersantai dengan adik atau kakak, tidur, bersosialisasi di lingkungan RT, dan beribadah. Jadi coba tanyakan, mengapa siswa masih berbondong-bondong mencari bimbel? Beberapa sekolah swasta di Jakarta tidak satupun siswanya yang ikut bimbel bahkan privat les pun tidak, tapi dari sekolah itu lahir peraih emas olimpiade sains. Bagi siswa di sekolah itu, tingkat kesulitan soal USBN dan soal UN setara dengan soal SD, soal ecek-ecek kata mereka.

Maka sungguh mengherankan jika Bimbel menjadi terdakwa yang membocorkan soal USBN, hanya dengan benang merah bahwa ada guru sekolah yang mengajar di Bimbel. Itu tuduhan dari salah seorang dari dinas kependidikan Jawa Barat. Ini salah satu pernyataan paling bodoh yang pernah saya dengar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun