Mohon tunggu...
Jonny Hutahaean
Jonny Hutahaean Mohon Tunggu... Wiraswasta - tinggi badan 178 cm, berat badan 80 kg

Sarjana Strata 1, hobby membaca

Selanjutnya

Tutup

Politik

Wahai KPK, Tolonglah Kami, Segera Umumkan

15 Maret 2018   15:32 Diperbarui: 15 Maret 2018   15:56 428
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Rencana KPK mengumumkan sejumlah calon kepala daerah yang sudah masuk daftar tersangka korupsi menuai kontroversi. Ada yang bilang hal itu mengganggu stabilitas politik, ada juga yang bilang tidak etis. Bahkan, melalui Menko Polhukan, pemerintah meminta agar KPK menunda rencananya itu. Para figur peserta pilkada itu bukan lagi pribadi, melainkan sudah menjadi milik Partai Politik dan juga masyarakat.

Aku dengan segera menggeram di dalam hati, jangan membawa-bawa nama rakyat, sebab seratus persen rakyat merindukan pemimpin yang bersih, kerinduan yang sudah begitu lama sekali, ibarat punguk merindukan bulan. Kalau betul calon peserta pilkada itu adalah figur yang sudah menjadi milik masyarakat, maka kami rakyat Indonesia dengan ini menyatakan dan meminta agar KPK segera mengumumkannya. Hal itu agar kami rakyat Indonesia bisa mengetahui siapa yang akan kami pilih, terutama siapa yang haram untuk kami pilih. Jadi, tolong deh, kami rakyat Indonesia memohon dengan amat sangat kepada KPK, bahkan memohon dengan berlututpun akan kami lakukan, agarKPK  dengan segera mengumumkannya dan menyebarluaskan ke seluruh pelosok wilayah NKRI.

Itu kehendak kami, rakyat Indonesia. Kalau ada yang mengatakan lain  dengan mengatasnamakan kami, itu tidak benar, itu bohongggggg.

Tak akan ada guncangan di masyarakat, tak akan ada konflik di masyarakat, tidak akan ada kerusuhan politik di masyarakat. Justru kami, rakyat Indonesia akan sangat gembira, bahagia, pengumuman itu membuat kami rakyat Indonesia dapat pergi ke bilik suara tanpa rasa was-was dan cemas, sebab kami bisa memastikan bahwa siapapun yang kami coblos dia bukan koruptor.

Kami, rakyat Indonesia, sudah lama menderita tekanan batin didera rasa bersalah dan berdosa, sebab orang yang kami coblos dan dilantik menjadi kepala daerah ternyata seorang bajingan koruptor. Bisakah kalian, para politkus membayangkan penderitaan kami akibat rasa bersalah ini? Penderitaan yang harus kami pendam selama lima tahun? Rasa bersalah yang sangat menghantui kami selama lima tahun, bah, saya mendukung bajingan.

Mohon kepada KPK, umumkanlah, umumkanlah. Kalau itu mengguncang Partai politik, kami rakyat Indonesia masa bodoh. Kalau itu mengguncang figur yang dicalonkan, biarkan saja. Pemberantasan korupsi sampai semua tuntas binasa, jauh lebih penting dari mereka semua. Dan lebih penting lagi mencegah mereka jangan sampai duduk menggenggam kekuasaan di Negara ini. Umumkannnnnn .........

Jadi saya sangat heran, mengapa niat KPK ini menuai kontroversi. Seharusnya, jika betul bahwa kita semua berkehendak kuat membinasakan korupsi beserta koruptornya, seharusnya kita semua serta merta mendukung, bahkan jika perlu memaksa agar KPK mempercepat pengumumannya. Umumkan di semua stasiun TV, umumkan di semua surat kabar, umumkan di semua baliho-baliho, bukan hanya namanya, tetapi ikut juga fotonya.

Bahkan, andaikan semua nama calon kepala daerah yang sudah resmi ternyata ada di dalam daftar itu, pilkada ditunda saja. Jangan kalian paksa rakyat menangung dosa dan rasa bersalah karena harus memilih orang dari daftar yang ternyata semua koruptor, tolong jangan lakukan itu.

Ayo, KPK, beranilah, umumkanlah, kami sangat menantikan itu. Percayalah, tidak akan ada guncangan apapun, yang ada hanyalah kami rakyat Indonesia akan sangat senang dan bahagia, tolonglah agar kami dapat memilih orang yang tepat, orang yang bersih. Sudah terlalu lama kami dikibuli, kami rakyat Indonesia ini, bagaimana mungkin KPK tidak mau menolong kami? Jangan dengarkan suara selain suara rakyat.

Kalau KPK tidak berani, maka kami tahu siapa kalian, kami akan sangat membencimu ke depan hari ini.

Meski begitu, aku tetap sadar, ini hanya suara yang berseru-seru di tengah gurun pasir, bah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun