Mohon tunggu...
Jonny Hutahaean
Jonny Hutahaean Mohon Tunggu... Wiraswasta - tinggi badan 178 cm, berat badan 80 kg

Sarjana Strata 1, hobby membaca

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hantu PLTN

15 Februari 2018   15:02 Diperbarui: 15 Februari 2018   15:21 337
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: tribunkaltim.com

Sewaktu hendak ke Medan dari bandara Halim P, di ruang tunggu saya lihat ada majalah dipajang, majalah Parlementaria. Mengusir rasa bosan, saya ambil satu terbitan Januari 2018 dan membaca dengan santai. Nah, saya tertegun membaca frase yang diucapkan wakil ketua komisi VII DPR Hadi Mulyadi yang menegaskan bahwa "tidak ada alasan bagi Indonesia untuk tidak membangun PLTN (Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir)". Tak boleh ada diskriminasi energy dalam proses pembangunan, tegas bapak itu.

Buat saya itu ungkapan yang mengejutkan, sebab menurut saya sendiri terlalu banyak alasan untuk tidak/belum membangun PLTN.

Energi yang diperoleh dari reaksi inti atom terkendali memang sangatlah besar, karena itu menggiurkan. Rasio out-put energi yang dihasilkan terhadap massa reaktannya sungguh luar biasa, entah itu reaksi fisi inti atau reaksi fusi inti. Banyak Negara yang sudah menguasai teknologi penegndalian reaksi fisi inti, kalau reaksi fusi inti masih dalam tahap riset dan pengembangan, masih terbatas hanya pada skala laboratorium.

1. Ketergantungan

Bahan bakar untuk reaksi fisi inti itu adalah unsur Uranium yang terdapat di alam dengan jumlah sangat sedikit, kadar rata-rata di dalam bebatuan hanya berkisar 0,01% dan karena itu menjadi sangat mahal. Butuh proses yang sangat panjang sampai kadar Uranium mencapai level kritis agar layak menjadi bahan bakar reaktor.

Yang pasti, hingga kini kita belum memiliki/menguasai metode dan teknologi pemurnian itu. Ketergantungan kita terhadap Negara pemasok bahan bakar reaktor akan lebih parah dibanding ketergantungan kita terhadap minyak bumi.

2. Zero Defect

Pengoperasian PLTN tidak memberi ruang sekecil apapun untuk sebuah kesalahan kecil, zero defect. Manusia pernah mengalaminya, Chernobyl. Jangkauan malapetaka yang ditimbulkan lintas benua dan lintas generasi. Paparan radiasi berjangka sangat lama, hingga puluhan tahun sesudah peristiwa lahirlah bayi-bayi malang yang cacat karena orangtuanya terpapar radiasi.

Sebuah kealpaan kecil dan terlihat sepele, dapat memicu malapetakan luar biasa yang mencakup daerah yang sangat luas dan durasi waktu yang sangat panjang. Itu sebabnya PLTN dioperasikan dengan sistem yang harus sempurna, diawasi manusia yang sangat berdisplin dan berkomitmen, tidak ada ruang tambal sulam, tidak ada ruang untuk akal-akalan.

3. Hantu Limbah

Baiklah, kita beli saja bahan bakar siap pakai. Nah, masalah lain yang muncul adalah tentang limbah radioaktif sisa reaksi, limbah yang sangat beracun atau toksititasnya sangat tinggi. Masa hidup (life time) limbah sangat panjang, mencapai ribuan tahun. Sederhananya begini, limbah reaktor di tahun 2018 masih menyisakan separoh aktifitas radioaktifnya pada tahun 3018. Biaya penanganan limbah akan menjadi sangat mahal, dan penuh resiko.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun