Mohon tunggu...
Jonny Hutahaean
Jonny Hutahaean Mohon Tunggu... Wiraswasta - tinggi badan 178 cm, berat badan 80 kg

Sarjana Strata 1, hobby membaca

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bertemu Makhluk ET

9 Januari 2018   09:10 Diperbarui: 9 Januari 2018   09:56 351
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Alam semesta itu memang magis, misterius, dan karena itu mengundang banyak tanya dan membangkitkan hasrat, hasrat berfantasi, hasrat menjelajah, terutama hasrat untuk memahami. Tampaknya alam semesta memang didesain agar seperti itu.

Coba bayangkan, andaikata orbit bumi bentuknya lingkaran sempurna, itu akan membuat bumi tidak cocok untuk kehidupan manusia seperti sekarang. Untunglah orbit bumi itu sedikit lonjong, memiliki nilai eksentrisitas yaitu ukuran kelonjongan, antara nol dan satu. Tetapi andai kata orbit bumi sedikit lebih lonjong dari orbitnya sekarang, mahluk hidup juga akan mati terpanggang di titik perihelion, atau tewas membeku di titik aphelion. Orbit bumi itu menjadi salah satu contoh kemisteriusan alam semesta.

Karena belum diketahui sampai di mana batas dari alam semesta, tapi pasti amat sangat luas sekali, itu membuat manusia di bumi menduga, lebih tepat berharap, ada juga mahluk lain di salah satu pojok semesta sana yang juga memiliki kecerdasan seperti kita di bumi. Belum bisa diduga secerdas apa mereka. Agama juga tampak tidak keberatan dengan dugaan keberadaan mahluk luar angkasa ini. Di alam semesta yang maha luas ini, bumi tidak lebih dari sebutir debu di gundukan pasir pantai. Masa sih Tuhan hanya peduli pada sebutir debu ini, seolah-olah bumi itu debu yang sangat istimewa. Masa sih Tuhan membiarkan diriNya kesepian di pojok lain alam semesta yang maha luas ini?.

Lantas manusia, diwakili negara maju dan kaya, berharap mendapat kunjungan penuh damai dari mahluk ET ini, atau berusaha mencari mereka entah ke mana dan mengunjungi mereka entah kapan di masa depan. Negara yang maju dan makmur memang menganggarkan uang yang banyak pada program pencarian mahluk aneh ini.

'1. UFO yang Menghibur

Mahluk Extra Terrestial (ET) yang mengendarai UFO (Unidentifying Flying Object) mengunjungi bumi selalu menjadi berita yang menggemparkan dan juga menggairahkan. Perdebatan pecah beramai-ramai, ada yang menggunakan ilmu sains untuk menjelaskan, tetapi lebih banyak yang menggunakan pengetahuan mistik. Itu hanya ilusi optis, itu rekayasa teknologi, itu senjata rahasia, atau itu sebuah konspirasi. Bahkan, banyak yang tiba-tiba menjadi lebih saleh dan lebih taqwa, karena katanya itu sudah dinubuatkan di kitab suci sebagai pertanda hari kiamat, jadi bertobatlah sebelum terlambat. Menonton semua kegemparan akibat isu kunjungan ET ini menjadi hiburan yang menyenangkan karena gratis. Aku terpingkal-pingkal sendirian di kamar.

Untungnya kunjungan itu hanya kadang-kadang, harus begitu memang. Sebab kalau sering, itu menjadi berita basi dan biasa, tidak ngefek, tidak menghibur lagi.

Tetapi jarang yang bertanya begini: kalau mereka, mahluk ET itu sudah menemukan kita, kenapa kita tidak bisa menemukan mereka?

'2. Landasan Sains

Kalau menurut sains, terdapat probabilitas bahwa di luar sana terdapat mahluk hidup. Meski probabilitas itu kecil, tetapi karena alam semesta itu maha luas, maka probabilitas yang kecil itu dapat menghasilkan sejumlah wilayah yang berpenghuni berupa mahluk hidup, bisa mahluk cerdas, bisa juga mahluk hidup paling primitif, amuba.

Kita hidup di galaksi Kabut Susu, galaksi Bima sakti, yang di dalamnya terdapat miliaran bintang-bintang yang seperti matahari kita ini. Juga terdapat ratusan juta sistem tata surya seperti yang kita miliki di sini. Salah satu, atau beberapa dari mereka, berkemungkinan ada penghuninya berupa mahluk hidup. Menemukan mahluk hidup di luar sana menjadi salah satu hasrat terbesar manusia di bumi ini, seolah-olah manusia di bumi ini merasa kesepian hingga harus mencari teman ke luar angkasa, pada hal Jakarta sangat padat penduduk, meluber sampai ke pinggir kali dan ke trotoar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun