Mohon tunggu...
吳明源 (Jonathan Calvin)
吳明源 (Jonathan Calvin) Mohon Tunggu... Administrasi - Pencerita berdasar fakta

Cerita berdasar fakta dan fenomena yang masih hangat diperbincangkan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Derita Si Pelipur Lara

19 Juni 2018   07:46 Diperbarui: 19 Juni 2018   09:04 523
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: https://newswantara.com/

Beberapa waktu yang lalu saya berkesempatan mengunjungi salah satu tempat wisata di Pulau Dewata, banyak orang menyebutnya sebagai Desa Penglipuran yang terletak di Kabupaten Bangli. Yap, desa yang memiliki arti sebagai penghibur orang yang sedih cukup sukses menawarkan suasana kental desa adat di Pulau Dewata dengan menonjolkan sisi kesakralannya dan tidak meninggalkan sisi seni dari segi bangunan. Memang seperti arti namanya, Desa Penglipuran memang memberikan hiburan bagi para wisatawan terlepas kondisi wisatawan yang berkunjung sedih ataupun senang.

Untuk sekedar diketahui, sebelum saya berkunjung ke desa adat ini, saya sempat mencari jejak dan prestasi desa ini. Cukup mencengangkan ternyata, desa tersebut berhasil memperoleh predikat desa terbaik di dunia selain desa terbaik di dunia selain Desa Mawlynnong di India dan Desa Giethoorn di Belanda

Semua yang telah dicapai memang berbeda dengan kenyataan di lapangan, khususnya untuk Desa Penglipuran sendiri. Saat ini, Desa Penglipuran memang masih menjadi primadona sebagai sebuah objek wisata berbekal prestasinya tersebut. Namun, di tengah prestasi yang telah digenggam, terdapat sedikit perbedaan yang sedikit mencolok antara Desa Penglipuran dengan desa di sekitarnya.

Entah karena berbeda desa, namun dapat terlihat perbedaan yang cukup nyata dimana para turis seakan-akan diarahkan pada keindahan satu jalan yang dikenal Desa Penglipuran dimana kondisi rumah warga dalam satu jalan tersebut memang tampak rapi dan cukup terawat. Para warga sekitar pun membuka berbagai macam usaha mulai dari Homestay hingga warung makanan.

Namun, apabila kita menengok kondisi rumah warga di luar jalan yang dilewati oleh para turis, kondisinya pun cukup memprihatinkan karena memang sangat jarang turis terlihat "blusukan" untuk melihat kondisi dari rumah warga sekitar di luar jalan utama. Dengan mendunianya reputasi Desa Penglipuran sebagai tempat wisata nomor wahid di Pulau Dewata memang sebaiknya juga mengembangkan kondisi perekonomian desa di sekitarnya karena sesuai dengan prinsip keadilan sosial yang dianut di Indonesia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun