Mohon tunggu...
Jonathan TogaSihotang
Jonathan TogaSihotang Mohon Tunggu... Jurnalis - Membaca, menulis, menikmati, dan mengkritik, egoisentrik yang tinggi.

Hanya menulis, siapa tahu berguna.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Kekeliruan Relevansi dalam Penggabungan Termis

17 Mei 2019   19:39 Diperbarui: 17 Mei 2019   19:51 5046
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hai kawan kawan, tahukah kalian tentang sesat pikir? 

Sesat pikir adalah proses penalaran atau argumentasi yang sebenarnya tidak logis, salah arah dan menyesatkan, suatu gejala berpikir yang salah disebabkan oleh pemaksaan prinsip logika tanpa memperhatikan relevansinya. Ada banyak jenis kesalahan penalaran dalam menyatakan argumen.

1) Kekeliruan Relevansi: Argumen yang sebenarnya keliru namun tetap diterima umum karena banyak orang yang menerima argumen tersebut tidak merasa kalau mereka itu sebenarnya telah tertipu.

2) Ambiguitas Penalaran: Argumen yang keliru karena kesalahan dalam penalaran yang disebabkan oleh kecerobohan dan kekurang perhatian terhadap pekok persoalan yang tekait atau keliru dalam menggunakan term dan proposisi yang memiliki ambiguitas makna dan bahasa yang dipergunakan dalam berargumen.

Nah, sekarang saya akan membahasa tentang 'KEKELIRUAN RELEVANSI'. Mari kita simak !

Kekeliruan relevansi biasamya terjadi karena ruang lingkup argumen menunjukan bahwa premis premisnya secara logis tidak memiliki relevansi dengan kesimpulan yang hendak dicapai. Ada beberapa macam kekeliruan relevansi. Berikut diantaranya :

1) ARGUMENTUM AD BACULUM

Berarti bebenaran argumen atas dasar kekuasaan. Kekeliruan ini dapat terjadi bila argumen yang diajukan disertai dengan kekuasaan seseorang yang berargumen untuk memaksakan pembenaran sebuah kesimpulan. (Bahkan bila perlu pemaksaan fisik). Contoh : Peggunaan metode tangan besi atau totalitarianisme untuk menekan lawan politik.

2) ARGUMENTUM AD HOMINEM (I)

Berarti argumen yang diarahkan untuk menyerang manusianya secara langsung.  Ada dua interpretasi yang dapat digunakan untuk memahami argumen ini.

a.  Menggambarkan tindak pelecehan kepada individu yang menyatakan argumen. (Hal ini keliru karena ukuran logika diuungkan dengan kondisi pribadi atau karakteristik seseorang). Contoh : Seorang pegawai tidak dapat naik jabatan dikarenakan menganut agama minoritas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun