Mohon tunggu...
Jonathan Purnama
Jonathan Purnama Mohon Tunggu... Lainnya - Communication Strategic Enthusiast

Selalu siap ditempa

Selanjutnya

Tutup

Film

Film "Thank You for Smoking": Bukan tentang Benar atau Salah

27 Oktober 2020   22:46 Diperbarui: 27 Oktober 2020   22:55 685
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

Merupakan sebuah film yang tentu akan membuat kita kebingungan ketika membaca hanya dari judulnya saja. Jika kita hanya melihat sekilas dan tak mengikutinya hingga selesai mungkin kita akan mengira ini hanyalah film kuno yang membosankan. Bagi seorang yang menyukai argumentasi, public speaking atau mungkin ingin menjadi seorang pelobi dan negosiator saya sangat sarankan untuk melihatnya. 

Film yang berasal dari negeri Paman Sam ini dirilis pada tahun 2005 yang memiliki genre drama komedi beserta unsur satir di dalamnya. Mengisahkan tentang kehidupan pria bernama Nick Naylor berusia sekitar 40 tahun yang bekerja sebagai pelobi serta juru bicara dari sebuah akademi penelitian tembakau. Bukan sekedar akademi penelitian tembakau biasa, namun akademi yang didirikan oleh beberapa pengusaha produsen rokok di Amerika. 

Akademi yang seharusnya menjadi pusat penelitian mengenai dampak-dampak dari rokok tapi didirikan oleh para petinggi produsen rokok itu sendiri. Sebagai seorang pelobi serta juru bicara dari akademi tersebut tentu merupakan beban yang cukup berat karena akan mendapat banyak celaan dari masyarakat maupun lingkungan terdekatnya. Dengan kepiawaiannya dalam berargumen Nick Naylor mampu menjalankan perannya dengan sangat baik. 

Seperti pada cerita pertama ketika ia berada di sebuah talkshow dan mampu meyakinkan para penonton bahwa argumennya mengenai rokok adalah benar. Nick memiliki dua teman dekat yang menjadi juru bicara juga pada bidangnya masing-masing. Teman pertama yaitu juru bicara dari produsen alkohol dan yang kedua juru bicara dari produsen senjata api. Dengan bidang yang di anggap sama-sama mampu membunuh manusia oleh masyarakat luas, mereka sering bertemu dan saling memberikan bantuan serta saran.

 Namun dengan segala kepiawaiannya, Nick tentu mendapat banyak tantangan baik dari masyarakat luas mengenai bahaya rokok bahkan keluarganya sendiri. Tentu banyak orang pada umumnya akan memandang buruk seorang yang berprofesi pada bidang produsen rokok dan seakan membelanya. 

Begitu pula pada istri serta anaknya, Nick Naylor harus menghadapi realita bahwa ia harus berpisah dengan istri dan anaknya yang mendapatkan ayah baru seorang dokter paru-paru.  Konflik terus bermunculan apalagi mantan istrinya mendapatkan suami baru yang memiliki pekerjaan sangat bertolak belakang dengannya. Nick bukanlah orangtua yang bodoh, ia juga tidak akan membiarkan anaknya merusak masa depan dengan merokok. 

Pada awalnya Nick mendidik anaknya bernama Joey Naylor dengan berargumen dengan baik seperti ketika di sekolah anaknya serta ketika anaknya menanyakan mengenai PR sekolahnya kepada Nick. Dengan kepiawaiannya dalam berargumen, Nick menjelaskan dengan baik serta membuat anaknya perlahan mengerti bahwa profesi ayahnya tidak seburuk itu. 

Berjalannya waktu, Joey ingin ikut ayahnya bekerja untuk bernegosiasi dengan petinggi Hollywood guna kerjasama memasarkan produk rokok. Joey yang mulai piawai dalam berargumen dan negosiasi mampu meyakinkan ibunya agar membolehkannya. Anak dari Nick Naylor ingin membuktikan sendiri bahwa pekerjaan ayahnya tidak sepenuhnya bisa dipandang salah sehingga ia ikut bekerja dengan ayahnya. Seiring berjalannya waktu Nick menjelaskan bahwa argumen itu indah dan kita tidak akan pernah salah jika kita berargumen dengan benar ( hanya menunjukkan fakta yang mendukung bukan menolak argument orang lain ).  

Pada konflik klimaksnya, Nick yang telah berhasil mendidik anaknya harus berhadapan dengan wartawan perempuan yang memanfaatkannya. Wartawan tersebut berhasil menerbitkan berita tentang beragam aib mengenai Nick Naylor. Selain mendapat cemooh dari banyak masyarakat, ia juga harus dikeluarkan dari akademi tempat ia bekerja karena tidak ingin ikut terkena dampak citra buruk dari masyarakat. Bukan tokoh utama Namanya jika Nick harus kalah, ia mampu membalikkan keadaanya dengan argumen-argumen miliknya pada akhir cerita.

Melalui film yang tampaknya kuno dan membosankan ini, ada begitu banyak nilai serta makna yang dapat kita pahami di realita kehidupan kita. Ada beragam ilmu yang kita akan dapatkan untuk menjadi seorang public relation, pelobi, negosiator maupun public speaker. Bukan hanya ilmu secara formal mengenai sebuah profesi spesifik namun kita juga mampu melihat sebuah realita dalam argumen ataupun pendapat oranglain. 

Seringkali kita memberi respon akan suatu hal hanya berdasarkan apa yang kita pandang benar atau salah, bahkan hanya berdasar pada pilihan banyak orang. Tampak jelas juga pada kehidupan bermasyarakat kita sekarang ini bahwa masih banyak ada orang berargumen dengan salah serta kurang kritis karena tidak memahami fakta yang ada dan tidak memperhatikan dari berbagai sudut pandang. Seperti yang ditunjukkan pada film, kita mampu memberikan sebuah argumen sebagai bentuk respon akan suatu hal namun harus dengan cara benar agar kita tidak dianggap salah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun